Rokhmin Dahuri: Akuakultur Game Changer Tulang Punggung Indonesia Emas 2045

“MAI harus naik kelas. Dari sekadar komunitas menjadi otak strategi nasional akuakultur. Inilah momentum kita,” tegasnya.
Minggu, 13 Juli 2025 08:14 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id -Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menyerukan kebangkitan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak utama ekonomi kerakyatan, khususnya di Buleleng, Bali.

Potensi perikanan Buleleng ibarat raksasa yang sedang tidur. Dengan 157 km garis pantai, setidaknya 30 persen bisa digunakan untuk budidaya, terutama udang. Kalau ini digarap serius, Buleleng seharusnya jadi rajanya perikanan budidaya. Tinggal dorong investasi dan industrinya, kata Prof. Rokhmin dalam Simposium Konsolidasi Akuakultur Nasional dan Rakernas Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) 2025 yang digelar di Auditorium Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Rabu (9/7).

Prof. Rokhmin yang juga menjabat Ketua Umum MAI menekankan pentingnya membangun industri akuakultur terpadu, dari budidaya, pengolahan, logistik hingga pemasaran, untuk menciptakan efek berganda terhadap ekonomi lokal. Ia menyatakan bahwa pelabuhan perikanan harus berevolusi dari tempat tambat-labuh menjadi kawasan industri modern.

Selama ini kita terlalu sentralistik. Daerah seperti Buleleng harus diberi kewenangan lebih luas untuk mengelola sumber dayanya. Investasi harus masuk, industri harus tumbuh, tegasnya.

Prof. Rokhmin menyebut sektor kelautan dan perikanan sebagai kunci mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan masalah gizi. Ia menyatakan:

Baca juga :