Ikuti Kami

Rokhmin Dahuri: Akuakultur Game Changer Tulang Punggung Indonesia Emas 2045

“MAI harus naik kelas. Dari sekadar komunitas menjadi otak strategi nasional akuakultur. Inilah momentum kita,” tegasnya.

Rokhmin Dahuri: Akuakultur Game Changer Tulang Punggung Indonesia Emas 2045
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menyerukan kebangkitan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak utama ekonomi kerakyatan, khususnya di Buleleng, Bali.

“Potensi perikanan Buleleng ibarat raksasa yang sedang tidur. Dengan 157 km garis pantai, setidaknya 30 persen bisa digunakan untuk budidaya, terutama udang. Kalau ini digarap serius, Buleleng seharusnya jadi rajanya perikanan budidaya. Tinggal dorong investasi dan industrinya,” kata Prof. Rokhmin dalam Simposium Konsolidasi Akuakultur Nasional dan Rakernas Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) 2025 yang digelar di Auditorium Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Rabu (9/7).

Prof. Rokhmin yang juga menjabat Ketua Umum MAI menekankan pentingnya membangun industri akuakultur terpadu, dari budidaya, pengolahan, logistik hingga pemasaran, untuk menciptakan efek berganda terhadap ekonomi lokal. Ia menyatakan bahwa pelabuhan perikanan harus berevolusi dari tempat tambat-labuh menjadi kawasan industri modern.

“Selama ini kita terlalu sentralistik. Daerah seperti Buleleng harus diberi kewenangan lebih luas untuk mengelola sumber dayanya. Investasi harus masuk, industri harus tumbuh,” tegasnya.

Prof. Rokhmin menyebut sektor kelautan dan perikanan sebagai kunci mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan masalah gizi. Ia menyatakan:

“Saatnya perikanan jadi pilar utama pembangunan maritim Indonesia. Kalau ini kita jalankan dengan niat serius dan penuh keadilan, Indonesia Emas 2045 bukan lagi angan-angan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa MAI harus naik kelas menjadi otak strategi nasional dalam sektor akuakultur, bukan sekadar komunitas, dengan mengusung strategi besar untuk membangun sektor ini sebagai tulang punggung ekonomi agromaritim Indonesia.

“Kalau dikelola serius, akuakultur bisa jadi game changer Indonesia 2045. Bukan sekadar sektor ekonomi, tapi landasan transformasi sosial dan lingkungan," jelasnya.

Prof. Rokhmin juga memaparkan empat langkah strategis peningkatan peran MAI:

1. Penguatan R\&D berbasis dampak nyata: Riset harus menghasilkan inovasi teknologi dan informasi terapan.
2. Masukan konstruktif kepada pemangku kepentingan: Kritik dan solusi untuk tata kelola akuakultur yang adil.
3. Promosi dan advokasi publik: Menyuarakan pentingnya investasi berkelanjutan di forum nasional dan internasional.
4. Penguatan “Indonesia Aquaculture Incorporated”: Menjadikan MAI sebagai rumah besar semua organisasi akuakultur.

“MAI harus naik kelas. Dari sekadar komunitas menjadi otak strategi nasional akuakultur. Inilah momentum kita,” tegasnya.

Rektor Universitas UMMI Bogor ini juga menekankan model kemitraan Pentahelix (akademisi, industri, pemerintah, komunitas, media) sebagai strategi pembangunan akuakultur inklusif dan berkelanjutan.

“Jangan hanya melihat laut sebagai warisan, tapi sebagai masa depan kita. Jika kita semua bekerja bersama, akuakultur bisa menjadi tulang punggung Indonesia Emas,” pungkasnya.

Quote