M. Tabrani: Tokoh Kongres Pemuda, Penggagas Bahasa Persatuan yang Disiksa Jepang Hingga Pincang

Bagi Tabrani, menulis adalah ibadah, dan setiap kata adalah peluru untuk kemerdekaan.
Rabu, 15 Oktober 2025 02:18 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Jakarta, Gesuri.id - Di tengah hiruk-pikuk perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada sosok yang lebih memilih senjata pena daripada peluru, kalimat daripada kekerasan, gagasan daripada kekuasaan. Namanya Mohammad Tabrani Soerjowitjirto, atau yang lebih dikenal sebagai M. Tabrani seorang wartawan, pemikir, dan pejuang yang mengorbankan segalanya demi satu keyakinan: Indonesia harus berdiri di atas bahasanya sendiri.

Dan pada Hari Pahlawan 10 November 2023, hampir empat dekade setelah ia wafat, Presiden menobatkannya sebagai Pahlawan Nasional sebuah pengakuan yang datang tidak terlambat, namun justru meneguhkan bahwa gagasannya tetap hidup melampaui zaman.

Lahirnya Gagasan Bahasa Persatuan

Lahir di Pamekasan, Madura, pada 10 Oktober 1904, Tabrani tumbuh dalam masa ketika Indonesia belum bernama Indonesia. Di tengah penjajahan, ia menyaksikan bagaimana rakyat di Nusantara terpecah oleh bahasa, adat, dan batas wilayah. Ia yakin, kemerdekaan sejati hanya bisa diraih jika rakyat memiliki satu bahasa pemersatu bahasa yang lahir dari tanah airnya sendiri.

Pemikiran itu mengantarnya menjadi tokoh penting dalam Kongres Pemuda I tahun 1926. Di forum bersejarah itu, Tabrani bersitegang dengan Mohammad Yamin dalam perdebatan hangat tentang bahasa apa yang layak disebut bahasa persatuan.

Baca juga :