Museum Sumpah Pemuda: Dari Rumah Pondokan ke Saksi Sejarah Bangsa

Tempat bersejarah ini hanyalah sebuah rumah pondokan bagi pelajar dan mahasiswa, milik seorang warga Tionghoa bernama Sie Kong Lian.
Rabu, 22 Oktober 2025 08:32 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Jakarta, Gesuri.id - Di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta, berdiri sebuah bangunan yang menjadi saksi lahirnya semangat persatuan bangsa: Museum Sumpah Pemuda. Dahulu, tempat bersejarah ini hanyalah sebuah rumah pondokan bagi pelajar dan mahasiswa, milik seorang warga Tionghoa bernama Sie Kong Lian.

Sejak tahun 1925, Gedung Kramat 106 menjadi tempat tinggal bagi pelajar yang tergabung dalam organisasi Jong Java. Mereka kebanyakan merupakan mahasiswa Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (STOVIA) dan Rechts Hogeschool (RHS), sekolah tinggi hukum di Batavia.

Gedung berukuran sekitar 460 meter persegi itu disewa karena pondokan lama di kawasan Kwitang sudah terlalu sempit untuk menampung aktivitas mereka. Di sinilah para anggota Jong Java mengadakan kegiatan kepanduan, latihan kesenian Jawa yang dikenal dengan nama Langen Siswo, serta diskusi politik yang hangat di tengah masa kolonial.

Para penghuni membayar sewa sebesar 12,5 gulden per bulansetara dengan harga sekitar 40 liter beras kala itu. Mereka juga mempekerjakan seorang pengurus rumah tangga bernama Bang Salim, yang menjadi saksi keseharian para pemuda pergerakan tersebut.

Markas Perhimpunan Pelajar dan Lahirnya Gagasan Besar

Baca juga :