Sumpah Pemuda, Titik Balik Persatuan Indonesia

Dua tahun berselang, gagasan persatuan diwujudkan melalui Kongres Pemuda II pada 27–28 Oktober 1928.
Jum'at, 17 Oktober 2025 00:57 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa ini mengenang sebuah peristiwa yang mengubah arah sejarah. Di hari itu, pada tahun 1928, sekelompok pemuda dari berbagai penjuru tanah air berdiri tegak dan menyatukan suara mereka dalam satu tekadSumpah Pemuda.

Mereka datang dari latar belakang berbeda, membawa bahasa, adat, dan keyakinan yang beragam. Namun di tengah perbedaan itu, mereka menemukan kesamaan cita-cita: Indonesia yang merdeka dan bersatu. Ikrar yang lahir hari itu menjadi fondasi persaudaraan bangsa hingga kini.

Sebelum peristiwa bersejarah itu terjadi, jalan panjang telah dilalui. Dua tahun sebelumnya, pada 1926, para pemuda dari berbagai organisasi seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, dan Jong Ambon berkumpul di Batavia dalam Kongres Pemuda I. Mereka berusaha menyamakan pandangan dan mencari dasar yang dapat mempersatukan bangsa.

Namun, hasilnya belum tuntas. Salah satu perdebatan penting kala itu terjadi antara Muhammad Tabrani dan Mohammad Yamin. Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu. Tabrani menanggapinya dengan pandangan visioner, Kalau bangsanya Indonesia, tanah airnya Indonesia, maka bahasanya pun harus bahasa Indonesia.

Kongres pertama itu memang belum menghasilkan keputusan besar, tapi semangat kebangsaan mulai tumbuhkeyakinan bahwa masa depan Indonesia hanya bisa diwujudkan melalui persatuan.

Baca juga :