Antara Ilusi Digital dan Realitas Geopolitik

Oleh: Kapoksi XI PDI Perjuangan DPR RI, Dr. Harris Turino, ST, SH, MSi., MM. 
Rabu, 03 Desember 2025 23:28 WIB Jurnalis - Heru Guntoro

Jakarta, Gesuri.id - Di ruang publik digital beredar sebuah narasi yang terdengar berani dan menggoda, yaitu bahwa Amerika Serikat dapat menghapus utang nasionalnya yang mencapai lebih dari US$37 triliun hanya dengan rekayasa finansial berbasis kripto.

Video-video yang menyebar di media sosial menyatakan bahwa Washington sedang menyiapkan strategi besar untuk mengalihkan utangnya ke dalam token digital, menghancurkan nilainya melalui mekanisme pasar, lalu bangkit dengan sistem finansial baru yang berbasis aset digital.

Bagi sebagian penonton, skenario ini terdengar futuristik dan masuk akal. Namun jika kita menempatkan klaim tersebut ke dalam kerangka politik ekonomi internasional, didukung data empiris, struktur pasar, dan realitas geopolitik, narasi itu runtuh dengan sendirinya. Bukan hanya tidak logis, skenario tersebut bertentangan dengan kepentingan strategis Amerika dan juga struktur kekuasaan ekonomi global yang telah terbentuk sejak Perang Dunia Kedua. Mengapa ide Ini muncul di publik?

Setiap kali utang Amerika meningkat, selalu ada kelompok yang memprediksi keruntuhan dolar dan kejatuhan sistem finansial global. Ketika teknologi kripto berkembang, fantasi itu menemukan medium baru. Aset digital dianggap dapat menggantikan sistem keuangan konvensional dan bahkan membebaskan negara dari beban fiskal.

Ada dua faktor mengapa narasi ini mudah diterima.

Pertama, masyarakat cenderung mencari solusi spektakuler untuk persoalan kompleks. Lebih mudah membayangkan utang nasional terhapus melalui satu trik teknologi dibandingkan memahami proses fiskal dan moneter yang panjang.

Baca juga :