Asia dan Afrika Dalam Pergaulan Dunia 

Oleh: E. Y. Wenny Astuti Achwan, Caleg PDI Perjuangan DPR RI, Dapil NTB 2.
Sabtu, 20 April 2019 13:12 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Senin, 18 April 1955, delegasi 29 negara-negara Asia dan Afrika bersiap menghadiri Sesi Pembukaan Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka (Societeit Concordia) di Jl. Asia-Afrika (Jl. Raya Timur) Bandung.

Konferensi Asia-Afrika, yang dikenal juga dengan nama Konferensi Bandung, merupakan pendahulu bagi Gerakan Non-Blok, diselenggarakan atas gagasan Presiden Soekarno yang disampaikan Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo, ketika mengikuti pertemuan empat negara dalam rangka mempersiapkan Konferensi Kolombo pada 13 Januari 1954.

Konferensi Bandung telah membangkitkan semangat dan menghidupkan kembali moral para pahlawan Asia Afrika dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka, sehingga banyak negara berdaulat dan merdeka bergabung. Konferensi itu juga berhasil mengembangkan semangat solidaritas di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam menghadapi masalah regional dan internasional.

Di kemudian hari Gerakan Non-Blok, yang dibentuk pada tahun 1961 di Beograd oleh Perdana Menteri India Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Mesir Nasser, Presiden Ghana Nkrumah dan Presiden Yugoslavia Tito, menganjurkan jalan antara pasukan lawan dalam Perang Dingin antara aliansi Barat yang dipimpin Amerika Serikat (kapitalis) dan aliansi Timur yang dipimpin Uni Soviet (komunis).

Baca juga :