Demam Ganjar Pranowo dan Tajamnya Intuisi Megawati

Oleh: Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono. 
Rabu, 26 April 2023 10:56 WIB Jurnalis - Heru Guntoro

Surabaya, Gesuri.id - Ganjar Pranowo riuh dibicarakan di masyarakat, di tengah suka cita Lebaran. Dalam suasana mudik, unjung-unjung dan silaturahmi. Dalam halal bihalal. Itu menyusul keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, 21 April lalu, yang menuai banyak pujian. Dan, mengejutkan!

Keputusan itu diumumkan di Istana Batu Tulis, rumah Bung Karno, di Bogor. Dalam rapat DPP PDI Perjuangan diperluas ke-140 yang dihadiri khusus Presiden Jokowi, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kritiyanto, Mas Prananda Prabowo dan Mbak Puan Maharani, Pramono Anung dan Olly Dondokambe. Disaksikan kader banteng sampai akar rumput di seluruh Tanah Air yang mengikuti secara daring. Ibu Megawati memberi mandat Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden 2024 dari PDI Perjuangan.

Banyak yang memuji ketajaman intuisi atau naluri politik Ibu Megawati. Dalam memilih tempat pengumuman, mengambil momentum, dan pesan-pesan simbolik yang disampaikan. Serta, pesan totalitas PDIP dengan hadirnya seluruh tokoh partai secara lengkap. Semua terangkai jadi satu. Utuh.

Istana Batu Tulis adalah tempat Bung Karno biasa berkontemplasi ketika akan mengambil kebijakan besar dan penting bagi negara serta masyarakat luas. Di situlah Ibu Megawati beberapa kali bertemu Presiden Jokowi membahas masalah-masalah strategis negara, termasuk Pemilu 2024 dan calon pemimpin nasional Indonesia masa depan. Dan, Ganjar pun diumumkan di Istana Batu Tulis. Ada spirit kebangsaan dan kesadaran yang tersambung kuat, dan dirawat baik: masa lalu, sekarang, dan masa depan.

Di rumah Bung Karno itulah publik mendapat pesan, tentang watak politik yang digerakkan oleh keyakinan ideologi yang kokoh. Tentang dedication of life yakni pengabdian total pada bangsa dan negara. Bahwa cita-cita, ide dan gagasan, serta pemikiran terus menyala. Hidup. Seperti api yang tak padam dan tidak bisa dimatikan dengan cara apa pun. Terlebih keseluruhan ide dan cita-cita itu digali dari amanat penderitaan rakyat, terutama harapan wong cilik, kaum marhaen.

Baca juga :