Ikuti Kami

Demam Ganjar Pranowo dan Tajamnya Intuisi Megawati

Oleh: Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono. 

Demam Ganjar Pranowo dan Tajamnya Intuisi Megawati
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono.

Surabaya, Gesuri.id - Ganjar Pranowo riuh dibicarakan di masyarakat, di tengah suka cita Lebaran. Dalam suasana mudik, unjung-unjung dan silaturahmi. Dalam halal bihalal. Itu menyusul keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, 21 April lalu, yang menuai banyak pujian. Dan, mengejutkan!

Keputusan itu diumumkan di Istana Batu Tulis, rumah Bung Karno, di Bogor. Dalam rapat DPP PDI Perjuangan diperluas ke-140 yang dihadiri khusus Presiden Jokowi, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kritiyanto, Mas Prananda Prabowo dan Mbak Puan Maharani, Pramono Anung dan Olly Dondokambe. Disaksikan kader banteng sampai akar rumput di seluruh Tanah Air yang mengikuti secara daring. Ibu Megawati memberi mandat Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden 2024 dari PDI Perjuangan.

Banyak yang memuji ketajaman intuisi atau naluri politik Ibu Megawati. Dalam memilih tempat pengumuman, mengambil momentum, dan pesan-pesan simbolik yang disampaikan. Serta, pesan totalitas PDIP dengan hadirnya seluruh tokoh partai secara lengkap. Semua terangkai jadi satu. Utuh.

Istana Batu Tulis adalah tempat Bung Karno biasa berkontemplasi ketika akan mengambil kebijakan besar dan penting bagi negara serta masyarakat luas. Di situlah Ibu Megawati beberapa kali bertemu Presiden Jokowi membahas masalah-masalah strategis negara, termasuk Pemilu 2024 dan calon pemimpin nasional Indonesia masa depan. Dan, Ganjar pun diumumkan di Istana Batu Tulis. Ada spirit kebangsaan dan kesadaran yang tersambung kuat, dan dirawat baik: masa lalu, sekarang, dan masa depan.

Di rumah Bung Karno itulah publik mendapat pesan, tentang watak politik yang digerakkan oleh keyakinan ideologi yang kokoh. Tentang dedication of life yakni pengabdian total pada bangsa dan negara. Bahwa cita-cita, ide dan gagasan, serta pemikiran terus menyala. Hidup. Seperti api yang tak padam dan tidak bisa dimatikan dengan cara apa pun. Terlebih keseluruhan ide dan cita-cita itu digali dari amanat penderitaan rakyat, terutama harapan wong cilik, kaum marhaen.

Bahwa pemimpin Indonesia harus mengayomi seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Memegang teguh Pancasila, konstitusi UUD 1945, nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika. Dan, kekuasan didedikasikan untuk menjaga dan melindungi segenap tanah tumpah darah Indonesia, dan menyejahterakan masyarakat. Bisa dirasakan dan membuat rasa bahagia rakyat kecil. 

Megawati: Episentrum Politik Indonesia

Dari rumah Bung Karno, publik juga melihat pesan keberlanjutan, kesinambungan, dan kesatupaduan antargenerasi. Kehadiran Presiden Jokowi menandakan itu. Selesai acara, Presiden Jokowi dan Ganjar naik pesawat kepresidenan. Terbang  ke Solo untukmenunaikan sholat Idulfitri bersama. Ibu Megawati juga memberikan kopiah pada Ganjar. Kopiah, menurut Bung Karno, adalah identitas nasionalisme Indonesia. Yang disebut nasionalisme religus.

Dan, yang mengejutkan adalah dipilihnya 21 April. Bertepatan dengan suasana Lebaran Idul Fitri. Hari kemenangan setelah umat muslim sebulan berpuasa. Momentum tepat. Publik terhentak. Tidak ada yang mengira. Inilah element of surprise. “Pilihan waktu dan momentum pengumumannya, surprise!” kata Surokim Abdussalam, pengamat politik Universitas Trunojoyo, Madura. Semula, dia memprediksi Agustus. Atau banyak pihak menaksir Juni, bertepatan Bulan Bung Karno.

Sontak, setelah itu, nama Ganjar ramai dibicarakan masyarakat. “Di sela halalbihalal, kami ngobrol ramai tentang Pak Ganjar. Keputusan PDI Perjuangan tepat. Ibu Megawati hebat! Momennya tepat, saat masyarakat merayakan Lebaran,” kata Sugiharto, warga Krembangan Bhakti, Surabaya. Maskur menyebut Ganjar sebagai Capres sesuai harapan banyak orang. “Ini hadiah indah Lebaran,” kata warga Dupak, Surabaya. “Ibu Mega jian top markotop!” kata Suyonodari Sukolilo.

Ganjar telah menjadi “demam” di masyarakat. Di kota,di pelosok desa dan di berbagai komunitas. Tak habis dibicarakan. Nama Ganjar membanjiri semua kanal medsos, merajai dunia maya. Di televisi, radio, dan media online. Bermunculan desain stiker, kaos, twibbon. Lagu-lagu jingle pun bermunculan yang diolah kreatif.

Laki-laki, perempuan, tua dan anak-anak muda pada merapat. Glorifikasi berlangsung di banyak tempat. Warga masyarakat menyambut suka cita.

“Demam” Ganjar, pasca keputusan itu, tak ayal telah mempengaruhi dinamika peta politik Indonesia menjelang Pemilu 2024. Elit-elit politik ramai membicarakan di tingkat nasional dan lokal. Partai-partai politik dan ormas-ormas membahas dan bersikap. Nama Ganjar kian melejit dan bergulir kencang. Efek dahsyat dari keputusan itu membuktikan Ibu Megawati menjadi episentrum politik Indonesia.

Jalan Politik Bung Karno

Pengumuman Ganjar juga dibangun dalam narasi kokoh dalam spirit dan nalar kebangsaan Indonesia yang kuat. Punya basis sejarah, dan kesatuan benang merah dengan semangat dan pemikiran para pendiri bangsa. Sehingga lahirlah Pancasila, yang digali Bung Karno, sebagai falsafah dan dasar negara Indonesia. Di dalamnya terkandung tekad dan tujuan mewujudkan masyarakat adil makmur. “Itulah spirit proklamasi 17 Agustus 1945,” kata Ibu Megawati.

Seperti Presiden Jokowi, pemimpin Indonesia masa depan harus memiliki kesadaran sejarah dan ideologisyang kuat. Dan, komitmen perjuangan di jalan politik Bung Karno. Mewujudkan ajaran Trisakti: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Inilah jalan membumikan Pancasila, mewujudkan masyarakat adil makmur. Memperbaiki taraf hidup rakyat, khususnyawong cilik, kaum marhaen. Kesadaran itu harus maresap hingga balung sumsum pemimpin Indonesia.

Juga ditegaskan Ibu Megawati tentang pentingnya tanggung jawab membawa Indonesia berperan aktif dalam membangun perdamaian dunia. Bung Karno telah mempelopori Konferensi Asia Afrika, pembentukan Gerakan Non-Blok, Conference of The Emerging Forces dan membangun tata dunia baru dalam prinsip perdamaian dan keadilan.

Dipilihnya 21 April, pas Hari Kartini, untuk menyampaikan pengumuman penting yang lama ditunggu-tunggu rakyat, juga dilandasi kesadaran kuat. Dikatakan Ibu Megawati, Kartini adalah sosok pembebas dan perempuan pelopor. Perjuangan kaumperempuan menyangkut hal mendasar, yakni harkatdan martabat perempuan. Kata Bung Karno, perempuan adalah jalan peradaban.

Perempuan dan laki-laki sama kedudukannya. Sama kuat dan pentingnya, dengan kodrat masing-masing. “Laki-laki dan perempuan adalah dua sayap seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu daripada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung sama sekali,” kata Bung Karno. Maka, dipilihnya Hari Kartini menjadi simbol penghargaan pada kaum perempuan dan pentingnya memperkuat peran perempuan di segala bidang kehidupan. Setara dengan laki-laki.  

Totalitas Megawati, PDI Perjuangan Solid Bergerak

Ibu Megawati juga mengeluarkan perintah harian kepada seluruh kader banteng di tanah air, sampai akar rumput, yang menyaksikan secara daring. Untuk segera bergerak turun ke bawah menyapa rakyat. Kepada Mas Prananda Prabowo dan Mbak Puan Maharani, kedua putra Ibu Megawati, diberi tugas khusus monitoring dan evalusi serta menjadi penglima pemenangan Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan dalam Pemilu 2024.

Inilah totalitas Ibu Megawati, yang punya pasukan di setiap tempat, di seluruh tanah air. Semuanya digerakkan dalam jiwa gotong, dengan api semangat yang berkobar nan tak kunjung padam. Strategi menyerang total football, meminjam istilah sepak bola. Seluruh kader banteng, kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDI Perjuangan, serta seluruh legislatif, atau disebut: tiga pilar PDI Perjuangan, agar solid bergerak bersama rakyat. Holopis kuntul baris.

“Kibarkan bendera banteng moncong putih nomor 3 di rumah kalian masing-masing. Bukalah posko gotong royong, dan jagalah bendera banteng moncong putih nomor 3 sebagai lambang semangat dan energi semangatmu,” perintah harian Ibu Megawati.

Setelah sekian lama para kader banteng tidak boleh bicara capres, kini berakhirlah “puasa” panjang itu. Sekarang kader banteng harus membawa nama Calon Presiden Ganjar Pranowo dan nama PDI Perjuagan ke kampung-kampung, di setiap desa dan kampung. Bergerak door to door. Mengetuk pintu rumah satu demi satu satu. Membangun harapan masa depan Indonesia yang semakin terang gemilang.

Quote