Pembangunan Berbasis Inovasi dan Ekonomi Pancasila

Oleh: Rokhmin Dahuri - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan & Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI)
Senin, 15 September 2025 14:31 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

INDONESIA menatap tahun 2045 sebagai momentum krusial: satu abad kemerdekaan sekaligus tonggak pencapaian Indonesia Emas. Visi besar ini menargetkan Indonesia menjadi negara maju dan makmur, dengan PDB mencapai 7 triliun dolar AS (terbesar kelima di dunia) dan pendapatan perkapita sekitar 33.000 dolar AS.

Dengan jumlah penduduk 285 juta jiwa (terbesar keempat di dunia), kekayaan SDA melimpah, dan posisi geoekonomi yang sangat strategis, Indonesia sejatinya memiliki potensi pertumbuhan ekonomi sekitar 10 persen per tahun (Mc. Kinsey, 2017; Goldman Sach, 2020) dan sangat berpeluang menjadi negara maju, sejahtera, dan berdaulat pada 2045.

Namun, jalan menuju cita-cita tersebut tidaklah sederhana. Dengan pendapatan perkapita saat ini sebesar 5.000 dolar AS (negara berpendapatan menengah), untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 perlu pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen per tahun.

Padahal, pertumbuhan ekonomi historis dalam dua dekade terakhir (2004 2024) rata-rata hanya 5 persen per tahun. Lebih dari itu, angka kemiskinan pun masih tinggi, yang menurut BPS (2025) tercatat sebesar 8,47 persen atau 23,85 juta orang.

Sedangkan, berdasarkan pada garis kemiskinan versi Bank Dunia (2025), jumlah rakyat miskin Indonesia masih 176,7 juta jiwa atau 60,2 persen total penduduk. Yang lebih mencemaskan, ketimpangan penduduk kaya vs miskin di Indonesia merupakan yang terburuk ketiga di dunia, dimana 1 persen penduduk terkaya memiliki total kekayaan setara dengan 50 persen total kekayaan negara (Oxfarm International, 2022).

Baca juga :