Partailah yang memegang obor, partailah yang berjalan di muka, partailah yang menyuluhi jalan yang gelap dan penuh dengan ranjau-ranjau sehingga menjadi jalan terang.
Jakarta, Gesuri.id - Bung Karno menyampaikan hal itu dalam risalah Mencapai Indonesia Merdeka, yang ditulis pada Maret 1933 di daerah Pengalengan, kawasan sejuk nan asri di selatan Bandung. Risalah itu terdiri atas sejumlah bagian, dan ada satu bagian khusus yang didedikasikan Bung Karno, berumbul Gunanya Ada Partai, untuk membedah tugas kepoloporan partai politik dalam memandu arah Republik, yang mentransformasi kesadaran massa dari onbewust (belum sadar) menjadi bewust (sadar).
Bung Karno menulis risalah tersebut saat partai-partai dan pergerakan politik sedang bertumbuh di Indonesia dalam sebuah masa yang berapi-api dan penuh keyakinan. Sebuah masa yang percaya, bahwa hal-hal baik dari politik akan tumbuh dari kolektivitas organisasi yang ditopang ideologi yang kuat kendati di tengah masa yang sulit sekalipun.
Keyakinan seperti ini tak lepas dari sejarah Indonesia yang terbangun dari pembentukan dan dinamika partai politik serta pergerakan politik yang berhimpun di berbagai organisasi. Partai politik harus berperan sebagai partai pelopor yang terlibat dalam penumbuhan kesadaran rakyat tentang persoalan-persoalan yang dihadapi negeri ini, dan mengajarkan keyakinan fundamental tentang kemerdekaan.
Kesadaran ini yang kemudian membuka pintu bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kesadaran yang memberikan makna dan melandasi setiap perlawanan rakyat terhadap kolonialisme, dan sekaligus memberikan cara untuk memandang dunia (weltanschauung).