Surabaya, Awal Takdir Perjuangan Intelektual Sukarno

Oleh: Ketua Komisi C DPRD Kota, Surabaya, Eri Irawan.
Rabu, 18 Juni 2025 15:59 WIB Jurnalis - Heru Guntoro

Jakarta, Gesuri.id - Jika ada pertanyaan tentang sebuah kota yang layak disebut menjadi takdir intelektual Sukarno, Surabaya mungkin adalah jawaban yang tepat. Sukarno memang memperoleh gelar insinyurnya di Bandung. Namun intelektualitas Sukarno dibentuk bukan oleh deretan angka, rumus-rumus eksakta, dan ilmu ukur. Surabaya membentuk nalar kebangsaan yang kelak dirumuskannya sendiri sebagai Indonesia Merdeka.

Sukarno sangat bangga dilahirkan di Surabaya. Kota ini mendefinisikan hidupnya, dan dengan nada bersemangat kepada Cindy Adams, penulis buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, dia menyamakan Surabaya dengan New York. Ini sebuah kota pelabuhan. Pusat perdagangan. Kota kaum pekerja. Dan yang terpenting adalah kota ini bergolak dengan ketidakpuasan dari orang‐orang revolusioner.

Tak hanya tempat lahir, Surabaya adalah persenyawaan ideologi hidup Bung Karno. Menjadi bagian dari sejarah perjuangan Bung Karno dalam memerdekakan bangsanya.

Takdir itu menjemput Sukarno di sebuah kampung bernama Peneleh, kampung padat dan terlalu sempit untuk dilewati mobil, di rumah milik Haji Oemar Said Tjokroaminoto, seorang pemimpin Sarekat Islam. Tjokro adalah pemimpin politik dari orang Jawa. Sungguhpun engkau akan mendapat pendidikan Belanda, aku tidak ingin darah dagingku menjadi kebarat-baratan. Karena itu kau kukirim kepada Tjokro, orang yang dijuluki oleh Belanda sebagai Raja Jawa yang tidak dinobatkan, kata sang ayah, Raden Soekemi, kepada Bung Karno.

Baca:GanjarBeberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar

Baca juga :