Sastrawan Pramoedya Ananta Toer Layak dapat Nobel

Hingga kini, karya-karya Pram telah diterjemahkan dalam lebih dari 41 bahasa di seluruh dunia. 
Senin, 09 September 2019 20:00 WIB Jurnalis - Hiski Darmayana

Jakarta, Gesuri.id - Tokoh muda PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi punya kesan tersendiri pada karya-karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Bagi pria yang akrab disapa Gus Mis itu, membaca karya-karya Pramoedya membuat decak kagum tersendiri.

Dengan membaca karya sastrawan yang akrab disapa Pram itu, pembaca seakan diajak melanglang buana pada masa lalu yang jauh, tapi kadang masih terasa dekat hingga saat ini.

Kita diajak berselancar dalam imajinasi, bahwa hidup harus dilandasi pada sebuah perjuangan dan pengabdian. Revolusi, kata Gus Mis dalam akun Facebooknya, baru-baru ini.

Baca:Novel Pramoedya Laris, BudayaLiterasiMembaik

Kesan Gus Mis tersebut didapatkan setelah dia mengkhatamkan Tetralogi Novel Pramoedya Ananta Toer Bumi Manusia, yakni Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Bumi Manusia. Gus Mis juga sudah membaca beberapa novel Pramoedya lainnya, seperti Calon Arang, Larasati, Pasar Malam, Cerita di Banten Selatan, dan Panggil Aku Kartini.

Kekaguman saya pada Pram juga pada gaya bahasa yang gagah dan renyah. Bahasa tulisan menjelma bahasa lisan. Dan memang, Pram adalah novelis besar yang layak mendapatkan nobel, kata Gus Mis, yang juga intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Baca juga :