Budiman Sudjatmiko: Bangun Desa dan Indonesia Dengan Data

Budiman: Bangun desa dan Indonesia dengan data agar kita bisa waras bareng, pinter bareng, sugih bareng.
Rabu, 05 Desember 2018 13:37 WIB Jurnalis - Imanudin

Budiman Sudjatmiko akhirnya memutuskan berhenti kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada pada medio 90an. Bukan karena sadar telah salah pilih jurusan, tapi karena ia ingin fokus melawan rezim Orde Baru.

Saya seperti seseorang yang menyeberangi sebuah sungai dan kemudian saya membakar jembatan yang menyeberangkan saya, sehingga tidak ada jalan pulang, tidak ada jalan balik kembali ke tanah seberang sebelumnya, jadi saya harus menang atau hancur di situ, kenang Budiman.

Setelahnya, Budiman semakin aktif mengorganisir massa dan aparat juga semakin aktif memburunya. Pada 22 Juli 1996, ia bersama beberapa rekannya mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Tidak sampai seminggu, Budiman, bersama aktivis-aktivis PRD, dituduh sebagai dalang pecahnya Peristiwa 27 Juli. Rezim Orde Baru menyeret Budiman ke meja pengadilan dan memvonisnya 13 tahun penjara.

Saya anggap bahwa meski 13 tahun, saya pribadi sampaikan ke teman-teman saya, juga saya sampaikan ke orang tua saya, bahwa saya tidak akan lebih dari lima tahun dipenjara, kenapa? Bukan karena saya dukun, tapi karena dari analisis kami, melihat perkembangan yang ada, tren dunia, kekuasaan diktator seperti Orde Baru ini sebenernya sudah lemah, ujar Budiman.

Sisanya adalah sejarah. Orde Baru tumbang dan prediksinya tepat. Ia hanya 3,5 tahun mendekam di penjara. Pada tahun 1999, ia mendapat amnesti dari Presiden Abdurrahman Wahid.

Baca juga :