Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana menekankan perlunya pergeseran pendekatan penanganan bencana di sektor pendidikan, dari yang bersifat reaktif menjadi lebih preventif dan berbasis mitigasi jangka panjang.
Bonnie menyebut Indonesia sebagai supermarket bencana yang menuntut kesiapsiagaan lebih serius melalui riset, teknologi, dan keberanian akademisi menyuarakan persoalan kerusakan lingkungan sejak dini.
Indonesia sering disebut sebagai negara dengan istilah supermarket bencana. Kalau kita lihat, bencana itu banyak sekali. Mestinya kita lihat ke depan sekarang penanggulangan sudah banyak, saya juga mengapresiasi tindakan cepat dari community scientist, juga BRIN, terhadap penanggulangan bencana ini. Ke depan, kita bisa meningkatkan lagi kewaspadaan kita, kemudian mitigasinya, ujar Bonnie dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/12).
Baca:GanjarIngatkan Pemerintah Program Prioritas dengan Skala Masif
Bonnie pun menyinggung pemberitaan mengenai pencabutan izin empat perusahaan oleh Menteri Kehutanan yang diduga berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Ia menilai, kasus semacam itu seharusnya dapat terdeteksi sejak awal apabila sistem pengawasan lingkungan berjalan optimal.