Kanang Soroti Akar Masalah Industri Tekstil: Bukan Thrift, Tapi Serbuan Impor Baju Baru Murah

Serbuan impor baju baru dengan harga sangat murah justru menjadi faktor utama yang membuat industri rumahan tekstil tanah air terpuruk
Jum'at, 05 Desember 2025 09:11 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Jakarta, Gesuri.id Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Budi Sulistyono atau biasa disapa Kanang menilai polemik perdagangan baju bekas tidak bisa dilihat sebagai penyebab tunggal melemahnya industri tekstil nasional.

Hal itu disampakan Kanang Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Aliansi Pedagang Pakaian Bekas Indonesia (APPBI), Pedagang Pakaian Bekas dan Makanan Gede Bage, Paguyuban Konsumen Apartemen Grand Pakubuwono Terrace, Firza Rizqi dkk (Masyarakat), dan Dian Kartoma Rekan (Perwakilan Konsumen Pembelian Tiket Konser Day6 Forever Young in Jakarta) di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Serbuan impor baju baru dengan harga sangat murah justru menjadi faktor utama yang membuat industri rumahan tekstil tanah air terpuruk, tegas Kanang.

Ia menjelaskan, perdagangan baju bekas sudah berlangsung sejak era 1990-an dan tumbuh menjadi ekosistem tersendiri. Karena itu, menurutnya, penegakan aturan tidak boleh hanya menyudutkan satu sektor tanpa melihat persoalan besar di hulunya.

Baju bekas ini memang sudah ada di mana-mana sejak tahun 90-an. Tapi ambruknya industri tekstil bukan karena baju bekas, melainkan impor baju baru yang harganya sangat murah, terutama dari China, ujar Kanang.

Baca juga :