Pertemuan 2 Korea Beri Angin Segar Sejarah Bagi Asia Pasifik

Menurut Evita, tentu saja Indonesia sangat menaruh harapan tuntasnya konflik di Semenanjung Korea ini secara parmanen.
Selasa, 01 Mei 2018 08:24 WIB Jurnalis - Alphan Dwi Cahyo

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komite Luar Negeri, Bidang Politik, Hukum dan Keamanan DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI- Parlemen Korea, Evita Nursanty mengungkapkan bertemunya dua pemimpin Korea, Kim Jong Un dan Moon Jae-in untuk pertama kali dalam sejarah merupakan awal yang sangat mencerahkan.

Hal itu sekaligus hasil darikerja keras baru dari sebuah perjalanan panjang proses perdamaian yang abadi di Semenanjung Korea. Sebab semua sadar konflik di Semenanjung Korea yang berusia 68 tahun sejak 1950, telah mempengaruhi dinamika geopolitik di kawasan Asia Pasifik.

Hari ini dunia melihat suatu titik cerah hadir dari Semenanjung Korea. Mereka sepakat untuk berhenti perang dan memulai babak baru, meski saya mengerti denuklirisasi yang menjadi titik perhatian saat ini tidaklah mudah, karena ada sejumlah catatan kegagalan di masa lalu, ujar Evita dalam keterangannya, Senin (30/4).

Tapi, `lanjut dia, bagaimanapun pertemuan ini adalah awal yang sangat baik, dan kita berharap langkah berikutnya baik itu dengan pertemuan tiga pihak dengan Amerika Serikat, atau empat pihak dengan Amerika Serikat dan China bisa berjalan dengan produktif dan mendukung Deklarasi Panmunjeon.

Evita mengatakan, denuklirisasi Semenanjung Korea bukanlah hal mudah bagi Korut dan karenanya banyak pihak yang masih meragu.Sebaliknya, banyak pihak juga yang melihat Korua Utara membutuhkan dukungan seperti humanitarian support, kelonggaran ekonomi, sipil, hubungan antar-warga dan lainnya. Itu sebabnya trust building harus sama-sama dibangun kedua Korea.

Baca juga :