Samuel Wattimena Soroti Lemahnya Manajemen Kreatif Nasional: Kita Bangsa Verbal, Bukan Bangsa Pencatat

Indonesia sejak lama telah dianugerahi kekayaan kreativitas yang lahir dari keragaman budaya Nusantara.
Kamis, 11 Desember 2025 13:14 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Jakarta, Gesuri.id Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Samuel Wattimena menilai salah satu persoalan utama dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional bukan terletak pada kurangnya ide atau talenta, melainkan kultur masyarakat Indonesia yang masih mengandalkan komunikasi verbal tanpa dokumentasi yang memadai. Hal itu ia sampaikan dalam Podcast Sudut Dengar Parlemen di Studio TV Parlemen, DPR RI, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Samuel menegaskan, Indonesia sejak lama telah dianugerahi kekayaan kreativitas yang lahir dari keragaman budaya Nusantara. Namun, potensi tersebut sering kali tidak dikelola secara profesional karena minimnya kebiasaan untuk mencatat, merencanakan, dan menyusun konstruksi kerja yang sistematis.

Menurutnya, pemerintah memiliki perhatian besar melalui berbagai program pengembangan industri kreatif. Namun tantangannya muncul ketika komunikasi antara pusat dan daerah tidak berjalan lancar. Birokrat di tingkat menengah maupun daerah kerap tidak memahami konsep yang disampaikan pemerintah pusat karena bahasa yang digunakan tidak sesuai konteks masyarakat.

Ia mencontohkan pola pelatihan yang hanya berlangsung 35 hari, namun tidak berkelanjutan. Setelah itu, kementerian atau lembaga berpindah lokasi ke daerah lain tanpa memastikan tindak lanjut program yang sudah dimulai.

Sering kali setelah pelatihan selesai, tidak ada next step. Ketika pindah tempat, yang baru tidak nyambung dengan yang sebelumnya, tegasnya.

Baca juga :