Carut-Marut Pemilu 2024, Akademisi UI Nilai Demokrasi Indonesia Mundur Satu Generasi

Proses Pemilu 2024 ini memang dibuat kacau secara administrasi untuk membuat peluang intervensi penguasa memenangkan kandidat favoritnya.
Minggu, 07 April 2024 06:30 WIB Jurnalis - Haerandi

Depok, Gesuri.id - Demokrasi di Indonesia dinilai mundur satu generasi akibat karut-marut penyelenggaraan pemilu 2024, yang ditengarai penuh dengan kecurangan yang sistematik dan sistemis.

Hal tersebut ditegaskan akademisi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Reni Suwarso. Menurutnya, kini, dengan dugaan rekayasa pemilu yang dilakukan, banyak yang merasa bahwa proses demokrasi mundur satu generasi.

Proses Pemilu 2024 ini memang dibuat kacau secara administrasi untuk membuat peluang intervensi penguasa memenangkan kandidat favoritnya. Kekacauan administrasi pemilu di antaranya adalah rekayasa konstitusi, penguasaan dan pengendalian lembaga penyelenggara pemilu, subversi peraturan dan aturan pemilu, manipulasi proses pemilu, pendaftaran pemilih dan penyelenggaraan pemilu, ungkap Reni saat ditemui di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/3).

Menurut Reni, rekayasa pemilu seperti ini ditemukan di Nigeria, Gambia, Ghana, Cameroon, Zimbabwe, Togo, Kenya, Zambia, Cte dIvoire, Senegal, and Uganda pada periode 1970-1980an. Adapun Indonesia pasca-reformasi 1998, telah menyelenggarakan lima kali pemilu yang diakui internasional termasuk bebas dan adil. Oleh karena itu Reni menegaskan proses pemilu 2024 di Indonesia menjadi buruk dan mundur satu generasi.

Ini adalah proses kejahatan pemilu yang direkayasa secara sistematik dan sistemis. Pemilu hasil rekayasa seperti ini dalam istilah Huntington and Moore (1970) disebut Liberal Machiavellian Election atau pemilu terbuka tetapi penuh tipu muslihat, ujarnya menekankan.

Baca juga :