Aktivis Perempuan: Homogenisasi Orde Baru Hancurkan Kearifan Lokal

Masyarakat adat yang sebelumnya menanam umbi, sagu, atau jagung dipaksa beralih ke padi.
Minggu, 09 November 2025 02:25 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Ciputat, Gesuri.id Ketua Komnas Perempuan 2010-2014 Yuniyanti Chuzaifah menyoroti kebijakan homogenisasi pangan dan budaya di masa Orde Baru yang menurutnya menghancurkan keberagaman dan kemandirian masyarakat adat.

Revolusi hijau yang digembar-gemborkan Soeharto bukan sekadar program pertanian, tapi proyek politik untuk menyeragamkan cara hidup rakyat, ujar Yuniyanti dalam diskusi publik Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Sabtu (8/11).

Ia menjelaskan, masyarakat adat yang sebelumnya menanam umbi, sagu, atau jagung dipaksa beralih ke padi. Mereka kehilangan pengetahuan lokal tentang lingkungan dan mulai bergantung pada pupuk kimia, benih hibrida, dan pasar, katanya.

Menurutnya, dampak dari kebijakan itu masih terasa hingga kini, ketika banyak daerah kehilangan kemandirian pangan dan harus membeli beras dengan harga tinggi. Ketika harga naik, rakyat menderita. Semua ini berakar dari kebijakan Soeharto yang menjadikan pangan alat kekuasaan, jelasnya.

Yuniyanti juga menyinggung kebijakan transmigrasi dan proyek food estate yang dianggap melanjutkan pola eksploitatif masa lalu. Negara tidak belajar dari sejarah. Alam dan manusia terus diperlakukan sebagai objek proyek, bukan subjek kehidupan, ujarnya.

Baca juga :