Ikuti Kami

Soeharto Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Alvin: "Api Perjuangan" Mana yang Mau Diwariskan ke Gen Z?

Alvin: Pemberian gelar ini problematis karena seolah mengaburkan catatan kelam sejarah demi sebuah rekonsiliasi yang dipaksakan. 

Soeharto Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Alvin:
Kader Muda PDI Perjuangan, Alvin Cahya Pratama Marsan.

Jakarta, Gesuri.id -  Kader Muda PDI Perjuangan, Alvin Cahya Pratama Marsan, menyuarakan keberatannya dan mempertanyakan esensi dari keputusan penetapan mantan Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional bagi generasi muda, khususnya Gen Z.

Diketahui, Presiden ke-2 RI Soeharto resmi mendapatkan gelar pahlawan nasional dari Presiden Prabowo Subianto pada Senin (10/11/2025), sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Penetapan mantan Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional tepat di Hari Pahlawan tahun ini menuai kritik tajam dari kalangan aktivis muda.

Alvin menilai pemberian gelar ini problematis karena seolah mengaburkan catatan kelam sejarah demi sebuah rekonsiliasi yang dipaksakan. 

Ia justru menantang balik para pengambil kebijakan untuk menjelaskan "api perjuangan" konkret apa dari era Orde Baru yang relevan dan layak ditiru oleh Gen Z saat ini, mengingat banyaknya residu negatif yang justru kontraproduktif dengan semangat zaman.

"Sebagai generasi muda, kami bingung. Kami diajarkan untuk menjunjung tinggi demokrasi dan meritokrasi, tapi negara justru memberi gelar pahlawan kepada figur yang dalam catatan sejarah kami lekat dengan praktik yang justru membunuh nilai-nilai itu," tegas Alvin, yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi DPC Taruna Merah Putih (TMP) Jakarta Timur.

Alvin kemudian merinci poin-poin "warisan" Soeharto yang menurutnya justru menjadi antitesis bagi kemajuan Gen Z:

"Pertama, budaya anti-kritik. Gen Z hidup dari kreativitas dan kebebasan berpendapat. Jika 'api' Soeharto yang harus kami warisi adalah pembungkaman suara kritis demi stabilitas semu, itu sama saja mematikan nalar inovasi kami," ujarnya.

Lebih lanjut, Alvin menyoroti normalisasi KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) sebagai warisan paling beracun yang tidak boleh dinormalisasi dengan pemberian gelar pahlawan.

"Gen Z ingin bersaing secara adil (fair), tapi warisan Orde Baru justru melanggengkan budaya 'ordal'. Bagaimana mungkin sosok yang di masanya menumbuhkan subur KKN dijadikan teladan moral? Ini pesan yang membingungkan bagi kami yang ingin membangun karier dengan jujur," tambah Alvin.

Ia juga mengingatkan tentang pendekatan represif dan militeristik dalam penyelesaian masalah sipil di era tersebut yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh anak muda saat ini.

"Jangan sampai pemberian gelar ini dimaknai sebagai pembenaran atas cara-cara otoriter di masa lalu. Bagi kami Gen Z, pahlawan seharusnya adalah sosok yang apinya menerangi jalan masa depan, bukan yang abunya justru bisa membuat mata kami pedih dan tersesat kembali ke masa kelam," tutupnya.

Quote