Dari Sanur untuk Bali: Arya Wibawa Bangun Budaya Siaga Bencana Lewat Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami

Kesiapsiagaan bukan pilihan, melainkan kebutuhan hidup di daerah rawan bencana.
Minggu, 12 Oktober 2025 00:27 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Denpasar, Gesuri.id Pagi itu, angin laut berhembus lembut di Pantai Mertasari, Sanur. Di antara gemuruh ombak yang sesekali memecah keheningan, puluhan warga, relawan, hingga pelajar tampak bersemangat mengikuti Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) 2025.

Bukan kegiatan biasa inilah upaya nyata Pemerintah Kota Denpasar menanamkan kesadaran kolektif agar masyarakat pesisir tak hanya menikmati indahnya laut, tetapi juga siap menghadapi ancaman di baliknya.

Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, yang membuka kegiatan ini di Desa Sanur Kauh, menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan pilihan, melainkan kebutuhan hidup di daerah rawan bencana.

Bali, termasuk Denpasar, adalah anugerah alam yang luar biasa. Tapi di balik keindahan itu, kita juga harus waspada terhadap potensi gempa bumi dan tsunami. Karena itu, pendidikan kesiapsiagaan seperti ini sangat penting, ujar Arya Wibawa di hadapan peserta, Senin (7/10).

Kegiatan yang digelar atas kolaborasi Pemkot Denpasar dengan BMKG dan Stasiun Geofisika Denpasar ini menjadi wadah pembelajaran yang praktis dan membumi. Para peserta mulai dari perangkat desa, linmas, pecalang, SAR, relawan, hingga siswa sekolah dilatih mengenali tanda-tanda alam, memahami jalur evakuasi, serta mempraktikkan tindakan cepat saat gempa atau peringatan tsunami terjadi.

Baca juga :