Ciputat, Gesuri.id Komunitas UIN Ciputat yang terdiri dari akademisi, alumni, aktivis 98, mahasiswa, pegiat organisasi, serta masyarakat sipil, menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk upaya pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto. Pernyataan tersebut dibacakan dalam Deklarasi Tolak Gelar Pahlawan Soeharto yang digagas oleh Aliansi Ciputat Melawan Impunitas (ACMI).
Aliansi ini terdiri dari sejumlah tokoh dan komunitas seperti Saiful Mujani, Nong Darol Mahmada, Ray Rangkuti, Saidiman Ahmad, Yuniyanti Chuzaifah, Burhanuddin Muhtadi, Akhmad Sahal, Muchlis Ainur Rafik, Cendhy Vicky, Azwar Furgudyama, Iwan Buana Fr, Ridwan Darmawan, Nury Sybli, Khalisah Khalid, Rakhmad Zailani Kiki, Jay A.M., Islah, Ali Nur Sahid, Muhammad Haniz, Ahsan Hamidi, Muhamad Isnur, Muhammad Rusmadi, Elis Nurhayati, Husni Mubarok, Mahyudin, Testriono, Mila Muzakkar, Indri Sri Sembadra, Zezen Zaenal Mutaqin, Muhamad Akib, Muhammad Mutsaqif, Imam Samudra, Nafiatul Ummah, Aji Pangestu, Sulthan Akmal Firdaus, Abogir Hisan, Haris Fadillah, Muhammad Tofik Mubarok, Rizkiyullah, Dodi Adrian Febriansyah, Moh. Helmi, dan Zamroni, serta berbagai organisasi di lingkungan UIN Ciputat seperti Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), Gerak Gerik, LKBHMI Ciputat, KOMPAK, Lingkar Studi Ciputat, HIMA Persis UIN Jakarta, HMI Komfaksy, PC Kopri PMII Ciputat, Ciputat Membaca, Islami.co, Hermeneuta, dan KMPLHK Ranita.
Sebagai kampus yang dikenal memiliki sejarah panjang dalam gerakan reformasi 1998karena menjadi salah satu yang pertama menduduki Gedung DPR/MPR untuk menuntut pengunduran diri Soehartokomunitas ini menyatakan bahwa upaya pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanat reformasi.
Dalam pernyataan sikapnya, mereka menegaskan lima poin utama:
Menolak segala bentuk usulan dan upaya pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan semangat reformasi yang diperjuangkan rakyat Indonesia sejak 1998.