Seperti Terorisme, Operasi Semburan Fitnah 'Mengancam' Dunia

Oleh: Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan & Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari
Kamis, 07 Februari 2019 17:04 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

SEMBURAN Fitnah (Firehose of Falsehood) adalah realitas dunia saat ini yang menjadi keprihatinan umum. Sayangnya operasi khusus ini dikenal sebagai Operasi Rusia karena dipraktekkan Rusia sejak 1870, 1970 dan kemudian 2012-2017 dalam krisis Crimea, konflik Ukraina, dan perang sipil di Suriah.

Merusak, tapi sangat efektif untuk memenangkan pemilu sehingga menjadi strategi favorit para capres dongok (tanpa visi dan misi yang jelas) atau otoritarian. Kampanye negatif disebar dengan ofensif melalui narasi-narasi hypnowriting yaitu sebuah teknik penulisan secara hipnotic yang menyasar Croc Brain manusia, dimana Security/Insecurity Feeling berada dan diputuskan.

Mereka mendesain narasi-narasi, gambar-gambar yang disisipi Pesan Subliminal, yakni Pesan Tersembunyi. Dampaknya, masyarakat seketika bagai kena brainwash dan akan spontan mereaksi pesan tersebut, melupakan pikiran kritis dan logika.

Operasi Semburan Fitnah ini merusak akal, merusak demokrasi karena dusta mengalahkan kebenaran dan menghancurkan kepercayaan publik ke otoritas politik, termasuk media. Hal demikian sudah melanda Eropa, Rusia, Brasil dan Amerika (Trump memakai Konsultan Cambridge Analytica) sehingga dunia harus menetapkan Semburan Fitnah sebagai ancaman dunia setara dengan Terorisme baik daya rusaknya maupun TSM nya secara global (jndustri, konsultannya diduga tetap).

Masyarakat dan pemerintahan-pemerintahan demokratis di dunia harus bersatu melawan Operasi Semburan Fitnah yang memicu konflik dan kekerasan baik simbolik maupun fisik. Beberapa platform (WA dan FB) dan gerakan sipil di Indonesia sudah memberikan perlawanan dengan menelanjangi operasi ini dan melakukan intervensi media untuk mematikan taktik yang dipakai.

Baca juga :