Ciputat, Gesuri.id Pembela HAM dan aktivis perempuan Yuniyanti Chuzaifah mengkritik keras kebijakan keluarga berencana (KB) yang diterapkan secara koersif di masa Orde Baru. Menurutnya, kebijakan itu menjadi contoh nyata bagaimana rezim Soeharto mengontrol tubuh perempuan atas nama pembangunan.
Negara masuk sampai ke rahim perempuan, kata Yuniyanti dalam diskusi publik di Ciputat. Ia mengungkapkan, banyak perempuan pada masa 19701980-an dipaksa memakai alat kontrasepsi tanpa persetujuan. Bahkan ada yang dibawa ke kapal atau puskesmas keliling untuk dipasang spiral, tanpa penjelasan memadai, ujarnya.
Kebijakan KB itu, lanjutnya, menandai bagaimana negara melihat perempuan bukan sebagai subjek berdaulat, melainkan objek program. Perempuan dianggap mesin reproduksi yang harus dikendalikan demi target angka, tambahnya.
Ia juga menilai, keberhasilan Soeharto menekan angka kelahiran yang dulu dipuji dunia internasional justru berutang pada pelanggaran hak reproduksi.
Prestasi itu dibayar dengan penderitaan dan trauma ribuan perempuan. Banyak yang mengalami komplikasi kesehatan hingga depresi, jelasnya.