Santri Muda NU Lily Faidatin: Soeharto Bukan Pahlawan, Luka Perempuan di Era Orba Belum Sembuh

Aktivis Gen Z NU menolak keras wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Sabtu, 08 November 2025 11:00 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Ciputat, Gesuri.id Santri muda Nahdlatul Ulama (NU) dan aktivis Gen Z, Lily Faidatin, menolak keras wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Ia menyebut langkah itu sebagai bentuk ketidakadilan terhadap korban kekerasan, terutama perempuan yang menjadi korban pelanggaran HAM di era Orde Baru.

Sebagai perempuan, saya merasakan betapa perihnya mendengar cerita para ibu dan aktivis yang menjadi korban kekerasan seksual dan kekerasan politik di masa Orde Baru. Kalau Soeharto dijadikan pahlawan, itu seperti menghapus luka mereka, tegas Lily dalam diskusi publik NU, PNI, dan Kekerasan Orde Baru di Ciputat, Jumat (7/11) sore.

Lily menyinggung kisah tragis perempuan yang dituduh sebagai simpatisan Gerwani atau PKI, yang mengalami penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan brutal di masa Soeharto berkuasa.

Banyak perempuan jadi korban hanya karena stigma politik. Mereka diperkosa, dibunuh, dan keluarganya diasingkan. Lalu sekarang kita mau sebut pelakunya pahlawan? Rasanya tidak adil, ujarnya dengan nada getir.

Menurut Lily, perjuangan korban dan keluarga korban masih terus berlangsung hingga kini, terlihat dari konsistensi Aksi Kamisan yang digelar setiap Kamis di depan Istana Negara.

Baca juga :