Ciputat, Gesuri.id Pembela hak asasi manusia (HAM) dan mantan Komisioner Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah menegaskan bahwa Presiden Soeharto tidak pantas dianugerahi gelar pahlawan nasional. Menurutnya, 32 tahun kekuasaan Orde Baru justru menjadi catatan paling kelam dalam sejarah demokrasi dan kemanusiaan Indonesia.
Pemerintahan Soeharto dibangun di atas ketakutan rakyatnya sendiri. Ia membungkam kebebasan bersuara dan membatasi rakyat untuk berorganisasi, ujar Yuniyanti dalam Diskusi Publik bertajuk Tolak Soeharto Jadi Pahlawan yang digelar Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) di Tangerang Selatan, Sabtu (8/11).
Yuniyanti menggambarkan bagaimana aktivis dan intelektual kritis pada masa itu harus hidup dalam ancaman penangkapan. Ia mencontohkan kasus buruh Marsinah, perempuan pekerja pabrik yang dibunuh karena menuntut hak-haknya.
Marsinah menjadi simbol bagaimana kekuasaan saat itu tidak segan membungkam rakyat dengan kekerasan, katanya.
Menurutnya, tindakan represif itu bukan insiden terisolasi, tetapi sistematis dan dilembagakan. Negara menggunakan aparat militer untuk mengontrol gerak warga sipil. Kebebasan akademik, kebebasan pers, bahkan kebebasan berpikir dikekang dengan alasan stabilitas nasional, ungkapnya.