Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan menilai aksi terorisme di Tanah Air telah menggunakan standar ganda.
Di satu sisi, mereka mengikuti proses demokrasi, di sisi lain teroris berniat mendirikan negara baru.
Baca:Presiden Jokowi:Terorisme Radikalisme Ancaman Serius
Bahkan, lanjut Trimedya, tak sedikit dari kelompok teroris masuk dalam pendukung caleg dan capres. Puncaknya, saat aksi 21 dan 22 Mei di Bawaslu beberapa waktu lalu.
Ada kelompok garis keras yang menunggangi. Biasanya mereka memanfaatkan pilkada, pileg, dan pilpres. Meraka punya agenda sendiri. Tapi semua sudah tercium oleh BIN (Badan Intelijen Negara), TNI, dan Polri, kata kata Trimedya di Jakarta, Jakarta, Kamis (11/7).
Politikus PDI Perjuangan ini mengingatkan aparat keamanan selalu meningkatkan kewaspadaan. Karena potensi aksi teror bisa terjadi kapan saja.