Kelola Blok Kohong Telakon, ARW Minta BUMN Gandeng BUMD

“Kalau memungkinkan jangan hanya BUMD provinsi yang kita gandeng. Kita juga harus menggandeng kearifan lokal, yakni BUMD kabupaten/kota".
Kamis, 08 Desember 2022 09:00 WIB Jurnalis - Haerandi

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI Andi Ridwan Wittiri (ARW) mengingatkan terkait rencana PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang akan mengambil Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) Blok Kohong Telakon di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, untuk dapat menggandeng BUMD, baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Menurutnya, hal ini sebagai bentuk kearifan lokal untuk mengelola tambang eks PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) itu.

Baca:Arteria Desak Aparat Cari Aktor Bom Polsek Astana Anyar

Kalau memungkinkan jangan hanya BUMD provinsi yang kita gandeng. Kita juga harus menggandeng kearifan lokal, yakni BUMD kabupaten/kota. Kalau nanti tidak kita libatkan BUMD di sana, nanti conflict of interest. Ini kearifan lokal, kata Andi Ridwan dalam RDP Komisi VII DPR RI dengan Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin, serta Direktur Utama PTBA Arsal Ismail di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (6/12).

Andi Ridwan mengatakan, pada prinsipnya ia mendorong agar BUMN melibatkan BUMD dan masyarakat Desa Puruk Cahu, Kecamatan Murung, Murung Raya. Apalagi BUMD bisa bekerjasama dengan perusahaan swasta, termasuk pengusaha lokal dan putra daerah. Ia juga mengingatkan, jangan sampai pengambilalihan Blok Kohong Telakon ini mengganggu kinerja dan proyek PTBA di tempat lain. Pasalnya, berdasarkan pengalaman 10 tahun di Kalteng, Andi Ridwan mengaku ada kesulitan akses kapal tongkang untuk mengangkut batu bara.

Saya hampir 10 tahun di Kalimantan Tengah. Di DAS (Daerah Aliran Sungai) Barito itu, salah satunya sungai yang susah dilewati tongkang pada saat air pasang adalah di Murung Raya. Jadi betul-betul harus kita teliti, kita harus cermati, apakah kalau PTBA masuk di sana tidak terganggu (produksi) yang ada di tempat lain. Karena produksi batu bara itu tidak sama yang ada di Kalteng, beda dengan di Kalimantan Timur. Karena harus lewat sungai sampai ke muara yang ada di Banjarmasin, kemudian baru dikapalkan, tandas Politisi PDI Perjuangan itu.

Baca juga :