Ikuti Kami
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB
Sabtu, 01 Desember 2018 11:48 WIB

Bertemu Konstituen, Bunda Iis Blusukan di Pasar Jelambar

Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil DKI III, Iis Sugianto, lakukan blusukan ke pasar Jelambar, Grogol Petambur

Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil DKI III, Iis Sugianto, lakukan blusukan ke pasar Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Minggu (11/11).

Hal itu Ia lakukan, selain dalam rangka menemui konstituen di Dapilnya, juga untuk memastikan kondisi harga bahan-bahan dapur yang ada di pasar tradisional.

"Saya pilih pasar Jelambar, karena pasarnya rakyat. Aku ingin lebih dekat sama masyarakat di Dapil saya. Bagaimana bertemu langsung dengan mereka, melihat bagaimana kondisi mereka belanja, memantau harga bahan-bahan kita. Saya ingin tahu langsung, karena yang saya dengar, pernah dapat berita, 50rb itu hanya dapat tempe. Maka itu saya ingin melihat langsung," jelas Iis.

Iis kemudian mendapati fakta bahwa justru harga-harga cenderung stabil, bahkan di antaranya ada yang mengalami penurunan.

"Ternyata harga telur turun, beras stabil, cabai, bawang, sayur-sayuran, semua juga mereka tidak ada yang berubah," ucap Iis.

Iis pun sampai membuat perlombaan bagi para pengunjung pasar. Ia memberikan uang sejumlah 50 ribu rupiah kepada peserta lomba untuk kemudian dibelanjakan. Pemenang lomba adalah yang berhasil mendapatkan banyak jenis barang belanjaan dari jumlah uang 50 ribu tersebut.

"Makanya saya juga bikin pertandingan, 50rb itu mendapat apa. Ternyata ada yang dapat 7 item, 5 item, macam-macam, dari telur, beras, minyak. 50 ribu bahkan masih bisa membeli keperluan dasar bahan dapur," ujar Iis.

"Jadi itu isu yang sangat keliru. Masyarakat kita aman-aman saja," ucapnya.

Di samping persoalan harga-harga bahan di pasar tradisional, Iis juga menilai keberadaan pasar tradisional masih diperlukan meski telah menjamurnya supermarket.

"Menurut saya sih tetap sangat dibutuhkan ya, meski ada supermarket, ya itulah masyarakat kita apa adanya. Mungkin suatu saat nanti Indonesia semakin maju, kita bisa membuat pasar lebih modern. Tapi pasar tradisional itu, rasanya, suatu yang tetap dibutuhkan, dimana masyarakatnya bisa bertemu di situ, berinteraksi langsung saat tawar-menawar. Cara menjajakannya juga, tanpa didinginkan, fresh," kata Iis.

"Mungkin kalau kita ingin perbaikan itu di masalah kebersihan dan penataannya supaya lebih baik," imbuhnya.

Ia pun berharap para pelaku ekonomi di pasar tradisional bisa terbebas dari mata-rantai tengkulak. Ia berharap ada sistem yang memungkinkan petani melakukan transaksi kepada calon pembelinya secara langsung tanpa melalui tengkulak.

"Saya ingin sih langsung mereka (pembeli) tidak ke tengkulak dulu, mereka bisa langsung membeli ke petaninya, atau petaninya mempunyai sistem yang bisa dibeli langsung. Jadi memutus juga rantai tengkulak. Jadi masyarakat juga terbantu. Jadi harganya juga tidak terlalu mahal, keuntungan petani juga bisa dirasakan langsung," harap Iis.