Ikuti Kami

Eva Apresiasi BI Kediri Dongkrak Kopi Cobra Tulungagung 

Di Sendang, tanaman kopi tersebut hampir punah, hanya tinggal 10 pohon, namun berhasil direvitalisasi.

Eva Apresiasi BI Kediri Dongkrak Kopi Cobra Tulungagung 
Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri Djoko Raharto.

Malang, Gesuri.id - Kopi Cobra Sendang Tulungagung, Jatim, laku Rp800.000/kg pada lelang terbatas di event Coffee Camps Jurang Senggani Wilis.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto mengatakan lelang kopi itu sebagai apreasiasi dan mengenalkan pada kopi Sendang, yakni Kopi Arabica Komasti dan Kopi Arabica Columbia-Brazil (Cobra).

“Kopi Arabica inilah yang istimewa karena dikenal sebagai Java Arabica Coffee,” katanya dihubungi dari Malang, Selasa (26/2).

Baca: Eva Sundari: Kediri Surplus Beras

Di Sendang, tanaman kopi tersebut hampir punah, hanya tinggal 10 pohon, namun berhasil direvitalisasi petani lewat pendampingan BI Kediri. Sedangkan tanaman Kopi Arabica Komasti dibantu BI sebanyak 24.000 pohon, namun berhasil dikembangkan petani menjadi 44.000 pohon.

Dalam lelang kopi di Jurang Senggani Wilis, Senin (25/2), diikuti kalangan pengusaha, perbankan, dan birokrat seperti Plt Bupati Madiun M. Birowo dan Wali Kota Kediri Abu Bakar, serta Kepala Perwakilan BI Jatim Difi A. Johansyah serta komunitas pecinta kopi dengan juru lelang Djoko Raharto.

Kopi Arabica Cobra green bean atau biji kering laku Rp800.000/kg dibeli oleh Difi A. Johansyah. Alasan dia berani membeli kopi seharga itu karena ingin menghargai kekhasan masing-masing daerah dengan citra yang khas pula.

“Mengecap kopi dengan aneka rasa suatu kenikmatan tersendiri,” ujarnya.

Anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari mengatakan apa yang dilakukan BI Kediri sangat positif karena berhasil mengembalikan kejayaan daerah tersebut yang dulu dikenal juga produsen Kopi Kobra.

BI berhasil mengembalikan warisan tanaman dari leluhur masyarakat di Sendang Tulungagung, yakni tanaman kopi.

Plt. Bupati Tulungagung M. Birowo mengatakan akan mendukung pengembangan pertanian kopi di Sendang. Di sana, sebenarnya dulu dikenal dengan kebun teh, namun sudah punah dan kini berganti dengan kopi.

Baca: Eva Sundari Pertanyakan Kesiapan BRI Antisipasi RUU AFAS

Pemkab Tulungagung akan mendampingi petani untuk intensifikasi tanaman kopi. “Namun syaratnya petani harus benar-benar bersungguh-bersungguh sehingga usaha pertanian kopi dapat mensejahterahkan masyarakat banyak,” katanya.

Djoko menambahkan, pengembangan kopi idealnya diintegrasikan dengan pengembangan potensi ekonomi di desa tersebut seperti usaha penanaman durian dan usaha ternak sapi perah. Limbah dari sapi perah bisa digunakan untuk pupuk organic setelah diolah dengan menggunakan teknologi MA 11.

Yang tidak kalah pentingnya, potensi desa tersebut dikemas menjadi usaha wisata sehingga antarsektor usaha bisa saling memperkuat.

Quote