Ikuti Kami

Eva Bangga Milenial Minat Lestarikan Reog Barong di Blitar

Kesenian reog barong termasuk jaranan banyak diminati para ABG dan millenial di daerah Mataraman Jawa Timur

Eva Bangga Milenial Minat Lestarikan Reog Barong di Blitar
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari saat menghadiri Festival Reog Barong di Pantai Serang, Blitar

Blitar, Gesuri.id - Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengapresiasi digelarnya Festival Reog Barong yang diramaikan generasi milenial Blitar dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1440 H.

"Kreatifitas manusia ini yang akan menjadi penentu untuk memenangkan kompetisi lokal dan global yang makin bernuansa robotik akibat kemajuan teknologi. Reog barong bisa berperan dalam memajukan ekonomi kreatif berbasis budaya yang pasti diperlukan untuk mendongkrak indeks kompetisi Indonesia," ujar Eva di Pantai Serang, Blitar, Selasa (11/9/2018).

Lebih lanjut, Eva Sundari berharap agar pembangunan Jalur Lingkar Selatan di Kab Blitar segera dieksekusi Pemerintah Pusat supaya potensi-potensi masyarakat terfasilitasi menjadi kekuatan ekonomi yang efektif.

“Blitar sebagai Bumi Bung Karno, tertantang untuk menunjukkan kecerdasan spiritual seni budaya yang menjadi roh pembangunan di wilayah ini,” kata Eva Sundari menyemangati para pembarong dan pekerja seni lainnya yang hadir. 

Berbeda dengan kesenian reog konvensional, kesenian reog barong termasuk jaranan banyak diminati para ABG dan millenial di daerah Mataraman Jawa Timur. Kemarin, diadakan festival Reog Barong untuk memperingati 1 Muharram 1440 H yang diikuti 70 an paguyuban di bawah naungan Laskar Barong Nusantara yang anggota-anggotanya berasal dari Blitar, Kediri, Tulungagung, Malang, Nganjuk, Jombang dan Jakarta. 

Dwi Handoko, kepala desa Serang yang masih berusia muda menjadi penggagas festival yang sudah masuk tahun kedua ini. “Ini festival dari, oleh dan untuk rakyat alias swadaya. Seluruh peserta datang secara mandiri dan bahkan berkontribusi kepada panitia desa.”

Festival ini istimewa karena para pemain usia muda mendominasi festival, termasuk adanya lonjakan jumlah partisipan perempuan yang sama lincahnya ketika  menari memainkan barong. Pembuatan barong juga mengalami kemajuan, menjadi karya seni bernilai tinggi, yang salah satunya mencapai 20 jt. 

Salah satu barong unik menggambarkan kepala penyu, tampaknya dibuat untuk menguatkan keterkaitan dengan habitat pantai. Kades Dwi Handoko menjelaskan, “Kami sedang menggagas barong khas Blitar, Dewa Penyu. Kami sedang siapkan koreografi khusus, gamelannya, dan kelak semoga bisa ditarikan secara masal," tutupnya.

Quote