Ikuti Kami

Investigasi Kecurangan Pemilu 2024, Prof. Sulistyowati Irianto Dukung Hak Angket DPR

Kami sangat mendorong agar DPR menjalankan fungsi-fungsi menyuarakan apa yang dikehendaki rakyat. Dan melakukan investigasi.

Investigasi Kecurangan Pemilu 2024, Prof. Sulistyowati Irianto Dukung Hak Angket DPR

Jakarta, Gesuri.id – Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof. Sulistyowati Irianto menyampaikan, dirinya mendukung agar DPR segera melakukan hak angket DPR, untuk investigasi kecurangan Pemilu 2024.

“Kami sangat mendorong agar DPR menjalankan fungsi-fungsi menyuarakan apa yang dikehendaki rakyat. Dan melakukan investigasi supaya terang benderang, transparan, terbuka, dan rakyat tahu apa yang terjadi sesungguhnya,” katanya saat dihubungi, Sabtu (16/03).

Perempuan yang pernah memperoleh Humanity Award dari Sandya Institute, International Forum for Peace and Human Rights 2019 ini menegaskan, hak konstitusional tersebut harus dilakukan oleh DPR sebagai representasi dari keinginan masyarakat.

“Tetapi itu kalau tidak dilakukan investigasi melalui hak angket itu justru DPR tidak berhak mengatakan mereka mewakili rakyat. Ini kan bukan soal jumlah, bukan soal jumlah juga. Soal bahwa ada masalah di negeri kita. Dan itu tuntutannya bukan soal jumlah orang yang setuju berapa, yang gak setuju berapa. Bukan soal itu. Tapi ada masalah berat yang harus di investigasi,” jelasnya.

Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Prof. Sulis juga menyinggung soal oposisi dalam pemerintahan selanjutnya. Jangan sampai, kata dia, posisi tersebut kecil atau bahkan kosong.

“Bahwa memang kekuasaan harus dikontrol kan. Pemisahan kekuasaan di dalam suatu negara eksekutif, legislatif, yudikatif. Itu kan mekanisme kontrol. Yudikatif tuh mekanisme kontrol,” katanya.

Menurutnya, jika ada pihak elite politik yang menyatakan bahwa oposisi tidak penting, maka hal tersebut adalah hanya intrik belaka untuk melanggengkan kekuasaan.

“Itu cara mereka mau menguasai kita saja. Jadi cara mendominasi berkuasa itu gak perlu pake ditanggepin perang fisik, di bully. Tapi zaman sekarang enggak gitu. Mereka menyerang kesadaran gitu. Menyerang kesadaran dengan klaim-klaim kesadarannya sendiri,” ujarnya.

Quote