Ikuti Kami

Virus Dilan dan Kemenangan Politik Prof Andalan di Sulsel

Rekam jejak, kapasitas dan prestasi Prof Nurdin Abdullah dalam membentuk sistem pelayanan dan inovasi birokrasi cukup mencengangkan.

Virus Dilan dan Kemenangan Politik Prof Andalan di Sulsel
Pasangan Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman

APA hubungannya antara Dilan dan Prof Andalan di Pilgub Sulsel 2018? Sekilas sepertinya tidak ada hubungan bisnis dengan film Dilan 1990 yang lagi hits di jagat perfilman nasional kita. Namun, fenomena demam Dilan itulah yang lantas digunakan sebagai kendaraan utama Prof Andalan di Sulsel untuk memenangkan pertempuran di ajang pemilihan gubernur serentak yang akan digelar pada Juni mendatang.

Tak bisa dipungkiri jika demam Dilan sudah menjalar ke ranah politik nasional. Presiden Jokowi misalnya, bahkan menyempatkan diri untuk menonton film tersebut di tengah-tengah kesibukannya. Malah sempat pula beredar meme Dilan yang bertema Jokowi. Tak hanya itu saja, pasangan Gus Ipul-Puti juga menggunakan ikon Dilan menjadi salah satu program andalannya di bidang pendidikan dengan menggunakan nama program Dik Dilan (Pendidikan Digratiskan Berkelanjutan).

Nantinya, lewat program Dik Dilan akan dianggarkan dana hingga Rp 1,4 triliun untuk mengcover seluruh operasional SMA/SMK di Jawa Timur tanpa dibebankan ke peserta didik. Sekaligus, memperbolehkan kembali sejumlah daerah mandiri untuk menggratiskan pendidikan masyarakatnya hingga tingkat menengah atas lagi. Dan kini, virus Dilan juga merebak ke Sulsel.

Ikon Dilan digunakan oleh kontestan Pilgub Sulsel, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) untuk menggaet suara dari kalangan pemilih milenial. Berbeda dengan Jatim yang menjadikannya sebagai salah satu program unggulan, di Sulsel para relawan Prof Andalan membentuk Gerakan Relawan Dokter Bidan Prof Andalan (DILAN) yang bertujuan untuk memenangkan Prof Andalan sebagai pemimpin baru di Sulsel.

Karya nyata kepemimpinan Prof Nurdin Abdullah yang mampu menjawab amanah yang diberikan dengan cara yang manusiawi, humanis dan selalu dekat dengan rakyat serta berusaha memahami keinginan terdalam masyarakat membuat warga di Sulsel berinisiatif dalam membentuk DILAN.

Rekam jejak, kapasitas dan prestasi Prof Nurdin Abdullah dalam membentuk sistem pelayanan dan inovasi birokrasi cukup mencengangkan. Prestasi Prof Nurdin Abdullah sudah dibangun sejak menjadi Bupati Bantaeng selama dua periode. Bahkan role model kepemimpinannya diakui secara nasional bahkan skala Asia Tenggara. Salah satu yang paling nyata adalah keberhasilan Prof Nurdin dalam membangun kawasan pariwisata Pantai Marina, Kawasan Seruni, dan kawasan pertanian. Dia juga berhasil membangun layanan kesehatan dan rumah sakit yang dilakukan secara terintegrasi dan sistemik.

Yang paling mentereng diantara semua keberhasilan itu, Prof Nurdin juga berhasil mengatasi banjir di Bantaeng.

Dia juga menyediakan ambulans 24 jam untuk warga sehingga bisa dengan cepat mendatangi pasien. Dengan ambulans ini, angka kematian ibu melahirkan ditekan menjadi nol persen. Lewat karya nyata itulah, Prof Nurdin Abdullah membuktikan bahwa membangun daerah bukan berarti lebih banyak membangun fisik semata, namun semuanya harus selaras dengan pembangunan manusia.

Dan yang terpenting keberpihakannya pada penguatan fasilitas pelayanan kesehatan bagi setiap warga, jaminan kesejahteraan bagi para pelayan kesehatan dokter, bidan, perawat dan stakeholder terwujudnya sistem layanan kesehatan tanpa pandang bulu.

DILAN nantinya akan berkontribusi menjadi relawan layanan kesehatan sebagai praktek sistem layanan yang humanis sebagaimana implementasi kebijakan Prof Nurdin Abdullah. Relawan DILAN ingin sistem layanan yang telah diimplementasikan dalam kepemimpinan Prof Nurdin Abdullah dapat tercipta diseluruh sulawesi selatan agar kesadaran hidup sehat dapat menjadi budaya bersama.

DILAN bergerak menyediakan layanan kesehatan di desa penempatan di setiap posko Pemenangan Prof Andalan. Proses rekrutmen Relawan DILAN bersifat terbuka.

Tak heran dengan rekam jejak yang kinclong itu, membuat calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diusung PDI Perjuangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) mengungguli tiga calon lainnya dalam survei yang dilakukan Populi Center Jakarta. Elektabilitas pasangan Prof Andalan memperoleh angka 32 persen yang disusul pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL- Cakka) dengan perolehan angka 20,3 persen.

Di urutan ketiga pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) memperoleh dukungan 17,0 persen dan dinomor buncit bertengger pasangan Agus Arifin Nu'mang-Tanribali Lamo (AAN-TBL) dengan angka 10, 9 persen. Adapun responden yang tidak menjawab atau belum tahu berjumlah 19,9 persen.

Survei yang dilakukan selama 7 hari, yakni tanggal 15-22 Januari 2018 itu menjelaskan tingkat kemantapan pemilih di Sulsel sangat tinggi yakni 52,8 persen. Ini mengindikasikan tingkat kecerdasan pemilih Sulsel sudah tinggi dan mampu menentukan pilihannya berdasarkan track record para kandidat. Survei dilakukan di 80 desa/kelurahan se Sulsel dengan metode multi tage random sampling. Dilaksanakan dengan model wawancara tatap muka pada 800 responden dengan margin error 3,39 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Keunggulan Prof Andalan itu semakin membuktikan bahwa kini masyarakat Sulsel telah cerdas memilih pemimpin yang mengandalkan kerja nyata dan prestasi kepemimpinan, dan bukan yang hanya sekedar menebar janji politik. Dan jelas figur itu ada di Prof Andalan. Karenanya Nurdin Abdullah bersama dengan wakilnya menjadi representasi kuat bagi kesejahteraan masyarakat Sulsel selama 5 tahun ke depan.

Namun tetap perlu diingat, warga Sulsel tidak boleh terlena. Sebab hasil survei setiap saat bisa berubah. Untuk itu tetap rapatkan barisan untuk merebut kemenangan di udara, darat dan segenap wilayah yang ada di Sulsel.

Quote