Ikuti Kami

Ulama dan Eks GAM Punya Hak Sama di PDI Perjuangan Aceh

Saat ini dua elemen tersebut merupakan referensi utama bagi mayoritas rakyat Aceh.

Ulama dan Eks GAM Punya Hak Sama di PDI Perjuangan Aceh
Politisi muda PDI Perjuangan asal Aceh, Ramond Dony Adam. (Foto: Dok. Ramond Dony Adam)

Banda Aceh, Gesuri.id - Politisi muda PDI Perjuangan asal Aceh, Ramond Dony Adam mengatakan PDI Perjuangan harus dipimpin oleh orang yang mempunyai pengaruh besar dari kalangan manapun. Ulama dan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pun juga mempunyai hak yang sama dalam membangun Aceh bersama PDI Perjuangan. 

Dony mengatakan, diakui atau tidak, saat ini dua elemen tersebut merupakan referensi utama bagi mayoritas rakyat Aceh dalam menentukan pilihan politiknya. Pada dua elemen tersebut, rakyat Aceh seakan menemukan suatu kebanggaan heroisme dan spritualisme. 

Baca: Harus Dihormati, Qanun Poligami Aceh Jamin Hak-hak Istri

"Jadi suatu kebanggaan simbolik. Kebanggaan ini sering tercermin dari sikap rakyat Aceh yang selalu bangga pada heroisme sejarahnya saat perang melawan Belanda, dan kebanggaan spritualisme sebagai daerah pertama di nusantara yang memeluk Islam," kata Dony, baru-baru ini. 

Dony melanjutkan kalangan Ulama dan mantan Kombatan merupakan representasi dari dua kebanggaan tersebut. Maka, melawan keduanya sama artinya dengan melucuti kebanggaan rakyat Aceh. 

"Dan itu bermakna memposisikan diri sebagai musuh rakyat Aceh," kata Dony. 

Namun, Dony menambahkan, bukan berarti PDI Perjuangan harus dipimpin Ulama dan mantan kombatan. Tapi sekiranya ada sosok dari dua kalangan itu yang bisa membangun hubungan lintas tokoh masyarakat dengan baik serta memahami betul permasalahan di Aceh dengan memberikan solusi yang terbaik,maka peluang memimpin PDI Perjuangan di Provinsi Aceh akan terbuka lebar.

Dony mengingatkan, dalam paradigma masyarakat Aceh, PDI-Perjuangan memiliki banyak dosa. Dari sisi kemanusiaan, partai dipaksa bertanggung jawab atas status Darurat Militer yang memakan banyak korban, walaupun sebenarnya kenyataannya tidak demikian. 

Belum lagi dari segi keIslaman, PDI-Perjuangan juga harus jadi sasaran tunggal yang selalu dipersepsikan sebagai partai anti Islam, penista ulama dan juga di identkan dengan PKI. 

"Padahal hampir seluruh produk undang-undang syariah PDI Perjuangan lah yang mengusulkan serta mengawal hingga disahkan, salah satu produk tersebut masih kita nikmati hingga saat ini di Tanah Rencong," kata Dony. 

“Dosa-dosa” yang dituduhkan kepada PDI Perjuangan tersebut telah mengakar hingga ke lapisan paling bawah dalam strata sosial masyarakat Aceh. Kondisi ini kian kronis setelah sekian lama tidak ada pihak yang secara serius memberikan pandangan pembanding bagi masyarakat Aceh dalam mendefinisikan PDI-Perjuangan.

Baca: Ramond Dony: Pernyataan Mahfud MD Bukan Penghinaan

"Maka dibutuhkan tokoh yang tepat, yang bisa diterima oleh masyarakat Aceh secara luas, sehingga dapat merehabilitasi nama partai dari label negatif yang sudah terlanjur melekat di tubuh PDI Perjuangan selama ini," tegas Dony. 

Dengan demikian, lanjut Dony, upaya-upaya untuk merekonstruksikan ulang cara pandang masyarakat di bumi Serambi Mekah terhadap PDI-Perjuangan akan menuai hasil sebagaimana yang diharapkan partai.

"Saya berharap juga kepada seluruh masyarakat Aceh tidak perlu terlalu mencurigai PDI Perjuangan, mari kita bersama-sama membangun masa depan Aceh dengan bingkai Pancasila juga syariat islam yang merupakan kearifan lokal, serta mendukung penuh keberadaan Partai Lokal sebagai identitas dan marwah masyarakat Aceh itu sendiri," pungkas Dony.

Quote