Ikuti Kami

Banteng Sumut Minta Pemda Serius Tangani Perempuan & Anak

“Harus ada strategi khusus dari pemerintah daerah dalam menanggulangi hal tersebut".

Banteng Sumut Minta Pemda Serius Tangani Perempuan & Anak
Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPD PDI Perjuangan Sumut Meinarty Bangun

Medan, Gesuri.id - Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPD PDI Perjuangan Sumut Meinarty Bangun mengatakan perempuan dan anak terdampak langsung Covid-19 akibat tingginya aktifitas masyarakat sehingga membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah. 

Utamanya, lanjutnya, pemerintah kabupaten kota yang saat ini sedang mengalami transisi kepemimpinan.

Baca: Rano Perjuangkan Bantuan Tunai Bagi Seniman dan Budayawan

“Harus ada strategi khusus dari pemerintah daerah dalam menanggulangi hal tersebut sebab jika dibiarkan saja maka akan berdampak lebih parah lagi dan tidak mungkin hal tersebut akan menambah angka kriminalitas di masyarakat,” ungkap Meynarty Bangun dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (19/2).

Ia mencontohkan selama pandemi angka kriminalitas semakin tinggi dan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga juga semakin meningkat.

“Hal ini menunjukkan bahwa dampak Pandemi sangat mengkhawatirkan,” imbuh Bunda Mei sapaan akrab Meinarty Bangun melanjutkan.

Sesuai dengan laporan Laporan UN Women yang bekerjasama dengan Aliansi jurnalis Independen (AJI) dan Indosat Oredoo yang di release pada akhir tahun lalu menunjukkan Banyak perempuan di Indonesia yang bergantung dari usaha keluarga, tetapi 82% diantaranya mengalami penurunan sumber pendapatan.

“Sejak pandemi juga, sebanyak 36% perempuan pekerja informal harus mengurangi waktu kerja berbayar mereka dibandingkan laki-laki yang hanya 30% mengalaminya, dan hal ini memicu kerawanan sosisal yang tinggi,” terang Bunda Mei.

Selain itu Pembatasan sosial telah membuat 69% perempuan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk mengasuh dan mendampingi anak dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 48%.

“Maka secara langsung mapupun tak langsung Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan. Hal ini disebabkan karena  57% perempuan mengalami peningkatan stres dan kecemasan akibat bertambahnya beban pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan, kehilangan pekerjaan dan pendapatan, serta mengalami kekerasan berbasis gender. Sedangkan jumlah laki-laki yang mengalami permasalahan tersebut yaitu 48%,” jelasnya.

Baca: Gilbert Desak Anies Bubarkan TGUPP, Terlalu Campuri SKPD 

Dengan demikian maka dapat disimpulkan dampak Pandemi Covid 19 sangat mengganggu kalangan Perempuan dan sampai saat ini belum ada usaha pemerintah yang serius dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

“Pemerintah hanya fokus dalam hal vaksinasi dan pengobatan sedangkan penyelesaian mental masyarakat belum ada tindakan sampai saat ini, dan kita berharap kedepannya pemerintah bisa hadir dengan menyediakan jasa konseling psikologi untuk membantu kalangan perempuan untuk keluar dari stres yang diakibatkan oleh pandemi,” pungkas Bunda Mei mengakhiri. Dilansir dari perjuangansumut.

Quote