Ikuti Kami

GMNI: Bonus Demografi Harus Wujudkan Kedaulatan Pangan

RI harus dapat memanfaatkan bonus demografi penduduknya yang masuk pada usia produktif (17-40 tahun) untuk mendorong munculnya petani muda.

GMNI: Bonus Demografi Harus Wujudkan Kedaulatan Pangan
DPP GMNI menyelenggarakan pendidikan kader melalui Program Sekolah Agraria, baru-baru ini. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) menegaskan Indonesia harus mampu mewujudkan kedaulatan pangan yang tersistem.

Hal itu diungkapkan ketika DPP GMNI menyelenggarakan pendidikan kader melalui Program Sekolah Agraria, baru-baru ini.

Baca: GMNI Perjuangkan Hak Petani Kelelondey di Minahasa

Dalam pengantarnya, Ketua Umum DPP GMNI, Imanuel Cahyadi menyampaikan bahwa Indonesia harus dapat memanfaatkan bonus demografi penduduk Indonesia saat ini yang masuk pada usia produktif (17-40 tahun) untuk mendorong munculnya petani-petani muda/milenial. Sebab, Indonesia didukung kekayaan sumber daya alam yang melimpah untuk mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.

"Potensi Indonesia menghentikan impor kebutuhan pangan dari luar negeri niscaya terjadi jika kita mampu menciptakan kedaulatan pangan melalui reforma agraria dan mendorong munculnya petani-petani baru dari kalangan milenial. Apalagi kita akan menyambut bonus demografi," ujar Imanuel. 

Imanuel melanjutkan, ledakan penduduk usia produktif nanti harus diarahkan untuk memaksimalkan potensi sumder daya alam kita. 

" Selain itu, bonus  demografi ini juga bisa mengembalikan Indonesia negara yang agraris, untuk menciptakan kedaulatan pangan. Bukan fokus menciptakan buruh-buruh baru ", ujar Imanuel.

Dalam kegiatan kaderisasi DPP GMNI tersebut, turut hadir sebagai pemateri Kepala Pusat Studi Agraria IPB Rina Mardiana, Pengurus Dewan Syuro Serikat Petani Pasundan (SPP) Yani Andre dan Sekjend Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika.

Yani Andre yang merupakan representasi kelompok buruh tani pada kegiatan kaderisasi tersebut menyampaikan masalah pokok yang dihadapi Indonesia dalam bidang pertanian saat ini. Ia menyebutkan kurangnya minat generasi muda menjadi faktor utama penyebab kita belum mampu berdaulat dalam bidang pangan.

Baca: Petani Juga Terdampak Covid-19, Berikan Hak Kelola Tanah!

"Selain pemeliharan dan pemanfaatan lingkungan hidup yang belum maksimal di Indonesia, problematika yang harus segera dibenahi sebenarnya adalah minat bertani bagi generasi milenial. Saat ini belum banyak generasi muda yang ingin bergelut dalam bidang pertanian karena sarana dan prasarana yang ada saat ini tidak mendukung generasi muda berorientasi pada pengembangan pertanian Indonesia, seperti bertani, beternak, industri pertanian, dan sebagainya", terang Yani.

Menutup diskusi virtual tersebut, Ketua DPP GMNI Bidang Reforma Agraria, Irfan Fajar Satriyo Nugroho, berpesan kepada seluruh generasi muda Indonesia agar mulai saat ini mau berperan aktif dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

"Merefleksikan gerakan menuju Indonesia berdaulat dalam pangan, mulai saat ini kita semua harus mengoptimalkan peran serta generasi muda yang berani menyuarakan persoalan Reforma Agraria secara langsung karena salah satu bukti terwujudnya kedaulatan pangan adalah ketika kita mampu mewujudkan Reforma Agraria Sejati sesuai amanah UUPA Nomor 5 tahun 1960", pungkas Irfan

Quote