Ikuti Kami

Pilkada Surabaya, Sarana Demokrasi Minta PDI Perjuangan Belajar dari Pengkhianatan Jokowi

PDI Perjuangan itu gudangnya kader hebat, tak susah untuk memilih seorang calon Wali kota Surabaya.

Pilkada Surabaya, Sarana Demokrasi Minta PDI Perjuangan Belajar dari Pengkhianatan Jokowi

Surabaya, Gesuri.id - Elemen masyarakat yang mengatasnamakan 'Sarana Demokrasi' meminta kepada PDI Perjuangan Surabaya agar mengevaluasi posisi Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya untuk dicalonkan lagi menjadi pimpinan tertinggi di kota Pahlawan.

Ketua Sarana Demokrasi, Asada menyatakan tidak ada legacy yang yang sudah ditorehkan Eri Cahyadi.

Eri, kata Sade sapaan Asada, sangat jauh kepemimpinannya dibanding bu Risma (Tri Rismaharini).

"Kebijakan Eri Cahyadi tumpang tindih, dan hanya menjalankan program nasional yang memang wajib dijalankan setiap kepala daerah," ucap Sade. Selasa (12/03).

Menurut Sade, siapapun bisa menjadi kepala daerah tanpa visi misi dan hanya menjalankan program pusat.

Dalam hal ini, Sade malah memuji kinerja Armuji, wakil wali kota Surabaya yang lebih care kepada masyarakat.

Intinya, kata Sade, PDI Perjuangan Surabaya harus belajar pada keberadaan Jokowi yang sudah mengkhianati Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini.

"Berbekal pengalaman Nasional, PDI Perjuangan Surabaya jangan sampai kecolongan dengan mencalonkan Eri Cahyadi kembali," kata Sade, yang saat ini sering mengamati politik Surabaya.

Lebih baik, lanjutnya, PDI Perjuangan Surabaya mempertimbangkan untuk memajukan kader asli yang loyalitasnya sudah terbukti.

Selain itu, dari pengamatannya juga, Sade melihat kurang aktif dan harmonisnya komunikasi Eri Cahyadi dengan kader-kader PDI Perjuangan Surabaya. Artinya, kepeduliannya kepada partai sangat kurang.

Sade mencontohkan, sebagai bagian dari PDI Perjuangan, Eri juga wajib bertanggung jawab turun drastisnya suara PDI Perjuangan di Surabaya.

"PDI Perjuangan itu gudangnya kader hebat, tak susah untuk memilih seorang calon Wali kota Surabaya. Dan PDI Perjuangan Surabaya harus belajar dari etika Jokowi," tutup Sade.

Quote