Ikuti Kami

Penegasan Oposisi dan Peneguhan Partai Ideologis 

Kongres III menegaskan PDI Perjuangan untuk menjadi oposisi yang berada di luar pemerintahan.

Penegasan Oposisi dan Peneguhan Partai Ideologis 
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik dan Keamanan (non aktif), Puan Maharani, Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri pembukaan Kongres IV PDI Perjuangandi Sanur, Bali, 9 April 2015. Foto: Beritasatu.com.

Jakarta, Gesuri.id - Kongres ke-III PDI Perjuangan diselenggarakan di Sanur, Bali pada tahun 2010, atau satu tahun setelah Pemilu 2009. 

Dalam Pemilu 2009, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2009-2014. 

Baca: Kongres I & II : Dari Konsolidasi Hingga Penegasan Ideologi

Dan Kongres III ini merupakan penegasan bagi PDI Perjuangan untuk menjadi oposisi yang berada di luar pemerintahan. Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam pidatonya di Kongres III menegaskan posisi PDI Perjuangan sebagai partai oposisi yang menjadi penyeimbang dan pengontrol kekuasaan pemerintah.

Dalam posisi itu, PDI Perjuangan bukan hanya sebagai pengritik tetapi memberikan berbagai alternatif kebijakan.

Megawati juga kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum periode 2010-2015 dalam Kongres III.

Sedangkan, untuk Kongres IV PDI Perjuangan juga digelar di Sanur, Bali pada April 2015. Kongres ini digelar setahun setelah Pemilu 2014.

Pemilu 2014  sendiri merupakan pertanda kembalinya kejayaan PDI Perjuangan. Dalam Pileg 2014, PDI Perjuangan keluar sebagai pemenang. Dan pada Pilpres 2014, PDI Perjuangan juga sukses mengantarkan kader andalannya, Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI periode 2014-2019. 

Namun, Kongres IV PDI Perjuangan tak diselenggarakan dalam suasana 'mabuk kemenangan'. Justru dalam Kongres IV, PDI Perjuangan kembali menegaskan jati dirinya sebagai partai ideologis. 

Hal itu tampak dalam beberapa sikap politik yang dikeluarkan partai pada Kongres tersebut. 

Salah satunya adalah penegasan partai untuk terus berjuang memastikan, mengarahkan, mengawal dan mengamankan kebijakan-kebijakan politik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat agar tetap mengandung satu haluan ideologi, yakni Pancasila 1 Juni 1945, serta berpijak pada konstitusi UUD 1945 dan jalan Trisakti. 

PDI Perjuangan juga megaskan keberpihakannya pada rakyat Marhaen sebagai kekuatan produksi nasional yang menopang berjalannya sistem ekonomi kerakyatan. Penegasan ini disertai tekad partai untuk melakukan koreksi terhadap berjalannya sistem ekonomi neo-liberal dan neo-kapitalis.

Tak lupa, PDI Perjuangan juga meneguhkan diri sebagai poros kekuatan politik nasional yang menjadi perekat kebangsaan dan penjaga kebhinekaan Indonesia.

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengatakan sikap partai seperti yang tergambar dalam hasil Kongres IV menunjukkan bahwa partai telah menyiapkan diri untuk terjun langsung  sebagai pendukung pemerintahan yang efektif sejak empat tahun lalu. 

Baca: Eriko Tegaskan Hubungan Megawati-Surya Paloh Sangat Baik

Dan hal itu memang merupakan gambaran ideal partai pendukung pemerintah yang harus dilakukan kembali oleh partai lima tahun ke depan. Seluruh kader di dalam kabinet, pemerintahan, legislatif maupun di basis massa  harus dikomandani oleh DPP agar konvergen. 

"Keberhasilan dalam mendukung langsung pemerintah agar Nawacita sukses ini, akan menjadi modal untuk memenangkan Pileg dan Pilpres 2024," ujar Eva.

Quote