Ikuti Kami

Kunker ke Sentra Industri Tahu, Daryatmo Tinjau IPAL

Sentra industri tahu di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dapatkan bantuan IPAL sekaligus biogas.

Kunker ke Sentra Industri Tahu, Daryatmo Tinjau IPAL
Anggota Komisi VII DPR RI Daryatmo Mardiyanto.

Jepara, Gesuri.id - Sentra industri tahu di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mendapatkan bantuan instalasi pembuangan air limbah (IPAL) sekaligus bisa menghasilkan biogas sebagai energi alternatif masyarakat setempat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menurut Anggota Komisi VII DPR RI Daryatmo Mardiyanto di Jepara, Kamis, program bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini merupakan inisiasi dari Komisi VII DPR RI.

Baca: Peran Masyarakat Penting dalam Penanganan Perubahan Iklim

Untuk Kabupaten Jepara, katanya terdapat tiga titik lokasi pembangunan IPAL dan Biodigester.

Adapun lokasinya, tambahnya berada di Desa Guyangan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara yang merupakan sentra pembuatan tahu di Kota Ukir.

Salah satu titik pengolahan biogas berbasis limbah di Desa Guyanagan tersebut, hari ini (6/9) dilakukan peletakan batu pertama.

Hadir pada acara tersebut, yakni Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dan Kasubdit Pengendalian Pencemaran Limbah Usaha Skala Kecil dan Non Institusi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Heri Hamdan sejumlah tamu undangan.

Baca: Risma: Pemerintah Kitakyushu Siap Bantu Studi Kelayakan IPAL

Daryatmo Madiyanto yang merupakan politisi dari PDI Perjuangan mengungkapkan proyek tersebut merupakan percontohan.

"Pelaku UMKM memang bisa dibantu pemerintah terkait pengolahan limbahnya, makanya Komisi VII dan Kementrian LHK turun membantu mereka," ujarnya.

Tiga titik instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan digester limbah tahu itu digelontor anggaran sekitar Rp800 juta.

Selama ini, tambahnya limbah para pelaku UMKM seperti usaha pembuatan tahu kerap dijadikan kambing hitam biang pencemaran lingkungan.

Melalui teknologi tersebut, kata dia ada beragam keuntungan yang diperoleh pelaku usaha kelas gurem tersebut.

Di antaranya, lanjut dia pencemaran lingkungan bisa ditekan, sedangkan air limbah melalui IPAL bisa dipilah sehingga bersih.

"Keuntungan lainnya, bisa menghasilkan biogas yang bisa digunakan untuk mendukung produksi tahu maupun kebutuhan rumah tangga atau tetangga sekitarnya," ujar dari Dapil II Jateng (Jepara, Kudus dan Demak) ini.

Kasubdit Pengendalian Pencemaran Limbah Usaha Skala Kecil dan Non Institusi Kementerian LHK Heri Hamdan mengatakan satu titik IPAL dan Digester Tahu yang dibangun di Desa Guyangan setiap hari mampu memproses hingga 150-an kilogram limbah tahu.

Baca: Nursidik Terima Keluhan Perajin Tahu di Tegal

Biogas yang dihasilkan dari satu titik tersebut, ujarnya bisa untuk menyalakan empat kompor secara bersamaan selama enam jam.

"Jadi sangat bermanfaat secara ekonomis. Dua bulan setelah ini sudah bisa dioperasikan. Kami berharap ini jadi contoh bagi pelaku usaha kecil lainnya," lanjutnya.

Quote