Ikuti Kami

Bom di Makassar, Anton: JAT Kelompok Perusak Kemanusiaan! 

Aksi tersebut sangat mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai peradaban sebagai sebuah bangsa, sekaligus memalukan seluruh umat. 

Bom di Makassar, Anton: JAT Kelompok Perusak Kemanusiaan! 
Pembina Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Ar Rahman Ar Rahim, Anton Charliyan.

Tasikmalaya, Gesuri.id -  Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Ar Rahman Ar Rahim menilai, aksi bom bunuh diri yang  terjadi di Gereja Kathedral Makasar, Sulawesi Selatan (Sulsel) baru-baru ini, sangat konyol dan memalukan.

Apalagi, perbuatan itu terjadi di Hari Nisfu Syaban. Hal itu dinilai Paguyuban tersebut, sangat mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai peradaban sebagai sebuah bangsa, sekaligus memalukan seluruh umat. 

"(Perbuatan) itu memalukan diri kita sendiri sebagai bangsa Indonesia yang telah menyepakati untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Kemanusian dan Keadilan, sesuai Sila ke 2 Pancasila," kata Pembina Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Ar Rahman Ar Rahim, Anton Charliyan. 

Baca: Bom Katedral, F. Diaan: Jangan Terprovokasi, Tetap Waspada

Aksi dungu itu, lanjut Anton,  sangat  memprihatinkan dan merusak citra Indonesia sebagai sebuah bangsa besar yang katanya menjungjung tinggi nilai-nilai toleransi, saling menghormati dan anti kekerasan. Khusus bagi umat Muslim di seluruh  Nusantara, Anton menyatakan seharusnya hari Nisfu Syaban ini  melantunkan banyak doa, sekaligus memohon ampun kepada Tuhan Yang maha Kuasa. 

"Tapi yang dilakukan teroris itu,  malah berbuat konyol dan sia-sia. Untuk itu kami kelompok Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Ar Rahman Ar Rahim, mengutuk keras  terjadinya peristiwa Bom Makasar ini, dan turut prihatin kepada Gereja Katedral Makasar dan seluruh umat Kristen yang ada Di Indonesia," ujar Anton. 

Kader PDI Perjuangan itu melanjutkan,  bangsa ini sering belajar sejarah. Tetapi ternyata tidak pernah belajar dari sejarah.

"Tidak cukupkah kita belajar dari peristiwa-peristiwa di masa lalu mulai dari Bom Bali, bom Natal, Bom Kedubes AS, Bom Hotel Marriott bahkan sampai bom Mabes Polri yang sudah membawa kesedihan, kepedihan, kerusakan dan korban jiwa ? Nilai apa sesungguhnya yang ingin diperjuangkan oleh kelompok pelaku aksi-aksi bom bunuh diri tersebut, baik dari sisi nilai juang spirit nasionalis maupun nilai religius agamis? Tidak ada sama sekali!" tegas Anton. 

Anton melanjutkan, kelompok teroris itu,   sebagaimana yang pernah terungkap dari peristiwa-peristiwa sebelumnya, hanya merupakan kelompok frustasi yang berjuang mengatasnamakan agama, berjubah agama khususnya agama Islam.  Padahal sesungguhnya teroris merusak nilai-nilai Islam itu sendiri. 

Bahkan para teroris itu adalah pengadu domba sejati antar umat Islam maupun umat beragama. 

Justru, sambung Anton, dengan munculnya kembali aksi bom bunuh diri di Makasar sebagai  salah satu markas pusat Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), semakin menguatkan pandangan kita semua bahwa  mereka  merupakan kelompok yang konyol sekaligus contoh New Jahiliyah model kini. 

Baca: Mega: Rumah Budaya Wujud Konsistensi Hadapi Gempuran Asing

"Mereka (JAT) ingin memecah umat, sekaligus ingin merusak nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai Islami itu sendiri, yang kita ketahui bersama cinta damai dan anti kekerasan serta Rahman dan Rahim,  penuh cinta dan kasih  sayang," ujar Anton. 

Dan Paguyuban Mujahid Anti Kekerasan Ar Rahman Ar Rahim mendukung sepenuhnya sikap dan pernyataan Presiden Jokowi, agar kepolisian dan aparat terkait mengusut tuntas kasus bom bunuh diri ini sampai ke akar-akarnya.

"Jangan beri ruang sedikitpun juga terhadap anasir-anasir yang bersifat terorisme, intoleransi, radikalisme dan kekerasan dalam segala bentuk apapun," pungkas Anton.

Quote