Ikuti Kami

Charles: Aksi Bom di Surabaya, Pengecut dan Biadab

Charles mengutuk keras aksi terorisme melalui peledakan bom bunuh diri di tiga lokasi rumah ibadah di Surabaya.

Charles: Aksi Bom di Surabaya, Pengecut dan Biadab
Charles Honoris

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris menegaskan aksi peledakan bom di tiga lokasi ibadah di Surabaya, Minggu, merupakan tindakan pengecut dan biadab.

"Hanya kelompok pengecut yang melancarkan serangan mematikan terhadap perempuan dan anak-anak yang tidak bisa melindungi diri," kata Charles Honoris, di Jakarta, Minggu (13/5).

Baca: Insiden Rutan Mako Brimob, Charles Apresiasi Upaya Polri

Charles menyatakan, mengutuk keras aksi terorisme melalui peledakan bom bunuh diri di tiga lokasi rumah ibadah di Surabaya.

Anggota Komisi I DPR RI ini mencurigai, aksi peledakan bom bunuh diri di Surabaya ini ada kaitannya dengan aksi penyerangan anggota Brimob di Mako Brimob, Depok Jawa Barat, pada 8-10 Mei lalu, yang kemudian dapat dilumpuhkan oleh Polri.

"Penyerangan yang dilakukan narapidana teroris terhadap anggota anggota Brimob di Mako Brimob Depok, patut diduga membangunkan sel-sel jaringan teroris yang selama ini seperti tertidur," katanya.

Baca: Kader Minta Facebook Tangani Postingan Ujaran Kebencian

Menurut Charles, mencermati aksi penyerangan anggota Brimob di Mako Brimob Depok, aksi peledakan bom bunuh diri di Surabaya, maupun perekrutan eksekutor bom bunuh diri, menguatkan dugaan adanya komunikasi yang intensif dan masif melalui media sosial.

Karena itu, kata dia, pasca tragedi penyerangan anggota Brimob di Mako Brimob Depok dan peledakan bom di Surabaya, maka Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Kementerian Kominfo, harus melakukan patroli siber yang intensif untuk menembus jaringan komunikasi para teroris pada aplikasi chatting dan media sosial.

"Patroli siber secara intensif ini diharapkan dapat mendeteksi dari mana asalnya instruksi aksi simultan jaringan teroris," katanya.

Charles juga mengingatkan terhadap aplikasi chatting telegram yang pernah diblokir Pemerintah karena menjadi jaringan komunikasi favorit kelompok teroris, Kominfo perlu mengecek kembali apakah mereka masih mematuhi perjanjian yang telah dibuat atau tidak.

Pada saat terjadi penyerangan anggota Brimob di Mako Brimob Depok, menurut Charles, banyak tersebar cuplikan layar atau "screen capture" aplikasi tersebut, telah dipakai oleh para teroris untuk seruan mendatangkan bala bantuan, aksi balasan, dan sebagainya.

"Kami mendukung segala upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Negara terhadap para pelaku teror," katanya.

Baca: Cegah Radikalisme Kalangan Mahasiswa dengan Cara Preventif

Charles menegaskan, aksi terorisme adalah musuh bersama bangsa Indonesa yang harus diberantas.

Seluruh institusi Negara, kata dia, harus bergerak seirama dalam mematikan ancaman pidana terorisme.

"Negara tidak boleh kalah dari terorisme," katanya.

Quote