Ikuti Kami

Elpiji Langka, DPRD Palangkaraya Minta Pemkot Turun Tangan

Hal ini menyusul harga gas elpiji bersubsidi 3kg di Kota Palangkaraya terus merangkak naik.

Elpiji Langka, DPRD Palangkaraya Minta Pemkot Turun Tangan
Ketua DPRD Kota Palangkaraya, Sigit K Yunianto.

Palangkaraya, Gesuri.id - Ketua DPRD Kota Palangkaraya, Sigit K Yunianto mendesak pemerintah kota serius mencari penyebab sering langkanya elpiji 3kg yang peruntukannya untuk masyarakat miskin.

"Saya tegaskan Dinas Perdagangan dan Industri Kota Palangkaraya, dan Dinas Pertambangan yang harus memantau kelapangan mengapa elpiji 3kg itu sulit didapatkan masyarakat kecil," kata Sigit di Palangkaraya, Senin (26/11).

Baca: Aturan Kampanye di Kalteng Terlalu Kaku dan Ketat

Ia mengatakan apabila ada kekurangan suplai elpiji 3kg, maka pemkot harus berani mendesak PT Pertamina untuk menambah jumlah suplai elpiji 3kg, agar masyarakat di Kota Palangkaraya tidak kesulitan untuk mendapatkan gas yang disubsidi pemerintah tersebut.

"Kalau tidak mengalami kekurangan suplai, kenapa kok barang elpiji melon ini jadi langka di masyarakat. Kemudian pertamina harus bertanggungjawab mengenai hal ini, apakah agen mereka menyalurkan dengan baik apa sama sekali diduga tidak menyalurkan kepada daerah yang seharusnya mereka bagikan," katanya.

Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu itu, meskipun elpiji 3kg tersebut ada di penjual eceran, namun harganya sangat mahal dari harga normal yang biasanya dijual Rp20-22 ribu.

Sejumlah warga di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengeluhkan tingginya harga gas elpiji bersubsidi di kota setempat yang mencapai Rp35 ribu per tabung, sebulan menjelang pelaksanaan Natal 2018.

"Sekitar tiga minggu lalu harga gas elpiji 3kg RP30.000 namun kemarin saya beli justru harganya naik menjadi Rp35.000 per tabung," kata Mardiani.

Ia pun was-was jika harga tidak segera turun, semakin mendekati pelaksanaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 harga gas bersubsidi itu terus melonjak.

"Saya berharap pemerintah segera turun untuk mengendalikan harga gas bersubsidi. Jangan biarkan kami teriak namun tidak ada solusi," katanya.

Padahal pemerintah Kota Palangkaraya telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) gas bersubsidi sekitar Rp18.000 sampai Rp20.000 per tabung.

Baca: DPRD Basel Desak Aparat Awasi Distribusi Elpiji Subsidi

Sementara itu, mama Nasir, penjual eceran gas bersubsidi di Kota Palangkaraya mengatakan, kenaikan tersebut menyesuaikan harga gas elpiji yang dibeli.

"Kalau untuk pasokan, saat ini masih aman. Tapi memang harga gas yang kami jual cukup tinggi karena menyesuaikan harga modal," katanya.

Ia pun mengaku tidak mengetahui pasti penyebab tingginya harga gas elpiji tersebut.

Quote