Ikuti Kami

Aturan Kampanye di Kalteng Terlalu Kaku dan Ketat

Anggota DPRD Kalimantan Tengah menilai sejumlah aturan yang ditetapkan KPU terlalu kaku dan ketat.

Aturan Kampanye di Kalteng Terlalu Kaku dan Ketat
Ketua Komisi A DPRD Kalteng Y Freddy Ering.

Palangkaraya, Gesuri.id - Anggota DPRD Kalimantan Tengah menilai sejumlah aturan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum kepada peserta pemilihan umum di provinsi ini terlalu kaku dan ketat.

Sekarang sebenarnya sudah masuk masa kampanye, tapi semarak berkampanye sama sekali tidak terlihat akibat ketat dan kakunya aturan dari KPU, kata Ketua Komisi A DPRD Kalteng Y Freddy Ering di Palangkaraya, Sabtu (24/11).

Baca: Derap Milenial, Cara KIK Hindari Kampanye Politik Artifisial

"Memasang stiker peserta pemilihan legislatif (pileg) di properti pribadi khususnya mobil tidak diperbolehkan. Padahal itu kan properti pribadi, bukan umum. Seharusnya tidak dipermasalahkan," tambahnya.

Sekretaris DPD Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menyebutkan, larangan memasang stiker di mobil pribadi, satu dari banyaknya aturan yang membuat peserta pileg merasa bingung untuk melakukan kampanye.

Dia mengatakan hanya di Provinsi Kalteng pihak KPU menerapkan aturan yang sangat ketat terkait kampanye. Sedangkan di provinsi lain, para peserta pileg sangat bersemangat dan nyaman berkampanye.

"Saya lihat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Timur (Jatim) tidak seketat di Kalteng. Kampanye di dua provinsi itu sangat semarak. Terasa betul kita sedang mengadakan pesta demokrasi. Bukan seperti di Kalteng, hening," ucap Freddy.

Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan V meliputi Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau itu berharap, KPU di provinsi ini bisa menerapkan kebijakan yang membuat pelaksanaan kampanye bisa kembali marak.

Baca: Dari Trisakti Hingga Kampanye Damai

Sepanjang proses dan cara berkampanyenya masih wajar, tidak menebar ujaran kebencian dan kampanye hitam, KPU seharusnya membebaskan bahkan bisa memfasilitasi.

"Kalau seperti saat ini, seakan-akan tidak ada lagi yang namanya pesta demokrasi. Pesta itu kan identik dengan kemeriahan. Jangan sampai masa kampanye seperti ini, hampir tidak ada sama sekali alat peraga kampanye," demikian Freddy.

Quote