Semarang, Gesuri.id - Petani di Kota Semarang, Jawa Tengah dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha pertaniannya.
Hal ini menyusul Semarang sudah menjadi kota metropolitan yang membuat lahan pertanian akan terus menyusut.
Baca: Di Era Jokowi, Perdagangan Pertanian Surplus
"Harus kreatif dan inovatif (petaninya)," tegas Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi disela-sela panen 'Melon Basket" di Green House Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jumat (8/3).
Hendi begitu sapaan hangat Hendrar Prihadi berharap, dengan ide kreatifnya petani Kota Semarang yang merupakan warga minoritas ini bisa mempunyai nilai tambah dengan hasil penennya.
"Kalau hanya melon saja yang dijual, nanti saat usianya tidak bisa dipertahankan alias busuk, nggak bisa dijual dengan harga maksimal. Atau hasil buahnya dipetik kemudian dijual begitu," harap politisi PDI Perjuangan ini.
Sehingga, Hendi membeberkan, melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Semarang Dinas Pertanian inilah mendapatkan fasilitas dan kemudahan, petani bisa mengembangkan hasil taninya seperti bisa membuat sirup melon. Juga bisa membuat manisan dari bahan dasar melon basket ini.
"Yang kemudian nanti, petani merasakan pada saat dipanen, dijual buah saja setelah diolah, harga jualnya lebih tinggi setelah diolah. Petaninya juga tidak boleh ada persoalan dengan pupuk. Bagaimana menjaga hasil panen, itu menjadi PR Dinas Pertanian kami," bebernya.
Baca: DPRD Jabar Desak Pemprov Kembangkan Desa Berbasis Pertanian
Selain mengembangkan hasil pertanian yang inovatif dan mempertahankan lahan area pertanian, Hendi menambahkan, pihaknya juga ingin mengembangkan di sektor Agro Wisata di Kota Semarang.
"Lewat kebun buah dan kebun bunga ini, Insyallah kami menuju ke arah sektor pertanian yang penuh inovasi tapi juga mempunyai manfaat yang besar untuk petani. Nantinya, juga sektor wisata juga kita kembangkan," pungkas Hendi.
