Ikuti Kami

Presiden Inginkan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Membaik

Presiden meminta jajarannya untuk merealisasikan anggaran belanja hingga ke “titik maksimal” di kuartal IV 2020.

Presiden Inginkan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Membaik
Presiden Joko Widodo.

Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi dapat membaik pada kuartal IV-2020, setelah laju dua sektor pengeluaran tersebut nyaris dipastikan masih berada di level negatif pada kuartal III-2020.

“Saya mendapatkan angka bahwa konsumsi rumah tangga masih pada angka minus, kurang lebih minus empat persen (di kuartal III 2020), sehingga menjadi kewajiban kita semua untuk memperkuat demand (permintaan),” kata Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/11).

Baca: Gilbert Sarankan Masyarakat Isolasi Mandiri Usai Berlibur

Laju konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II 2020, minus hingga 5,51 persen.

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk merealisasikan anggaran belanja hingga ke “titik maksimal” di kuartal IV 2020 untuk menopang permintaan dan konsumsi masyarakat.

"Kuartal yang keempat, ini adalah kuartal terakhir. Saya harapkan realisasi belanja kita betul-betul harus berada pada titik yang paling maksimal," ujarnya. ​​

Selain konsumsi rumah tangga, Presiden mengungkapkan pertumbuhan investasi di kuartal III-2020 juga masih berada di level negatif, yakni mencapai minus lima persen, bahkan bisa mencapai minus enam persen.

“Saya sudah mewanti-wanti kepada Kepala BKPM dan Menko Maritim dan Investasi agar paling tidak di kuartal III 2020 ini bisa minus di bawah lima persen, tapi ternyata belum bisa,” ujar Presiden.

Baca: Puan Ingatkan Keberlangsungan Bangsa Ada di Generasi Z

Maka dari itu, aliran investasi harus ditingkatkan di kuartal IV-2020. Presiden berharap dengan keputusan Amerika Serikat yang memperpanjang keringanan bea masuk bagi Indonesia atau fasilitas tarif preferensial umum (Generalized System of Preferences/GSP) dapat menarik minat investasi ke dalam Indonesia.

“Karena kita ada fasilitas itu (GSP), karena orang ingin mendirikan industri, pabrik, perusahaan di Indonesia akan menjadi lebih menarik karena untuk masuk ke AS, kita diberikan fasilitas dari AS,” ujar Presiden.

Quote