Ikuti Kami

Dari Puti Hingga Ponakan Mahfud MD di Pilwali 2020

Dari Puti Guntur Soekarno hingga Firmansa Syah Ali ponakan Mahfud MD.

Dari Puti Hingga Ponakan Mahfud MD di Pilwali 2020
Puti Guntur Soekarno.

Jakarta, Gesuri.id - Pascapergantian Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Whisnu Sakti Buana muncul berbagai ragam spekulasi.

Ada yang menyebut Wakil Wali Kota Surabaya ini akan fokus meningkatkan elektabilitasnya karena sebelumnya seluruh PAC mendukungnya sebagai bakal calon wali kota dari partai ini.

Baca: Ahok Masuk Bursa Pilwali Surabaya 2020? Ini Alasannya

Namun ada spekulasi lain bahwa PDI Perjuangan bisa jadi memunculkan sosok lain yang bisa menjadi bakal calon wali kota Surabaya.

Whisnu dinilai memiliki relasi yang kuat dengan struktur partai di grass roots. Tingkat akar bawah ini merupakan mesin partai paling efektif digunakan dalam pertarungan elektoral.

Selain Whisnu ada kandidat bakal calon wali kota yang layak dari internal PDI Perjuangan, juga ada nama Puti Guntur Soekarno.

Cucu Bung Karno ini baru terpilih sebagai anggota DPR RI dengan raihan 139.794 Suara di Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo).

"Ini bisa menjadi modal cukup kuat sebagai kandidat untuk meneruskan tradisi Wali kota Perempuan. Puti merupakan kandidat perempuan internal yang bisa menjadi kejutan," kata Direktur Surabaya Consulting Group (SCG) Didik Prasetiyono, baru-baru ini dilansir dari tribunnews.com.

Tak hanya Puti, PDI Perjuangan bisa saja menugaskan Ketua DPRD Surabaya Armuji. Kader PDI Perjuangan ini bisa menjadi kandidat calon wali kota karena elektabilitasnya moncer. Dia terpilih sebagai anggota DPRD Jatim dengan memperoleh 136.308 suara di Dapil DPRD Provinsi Jatim I (Surabaya).

Raihan suara tertinggi di Dapil Jatim I dan masuk 10 Besar perolehan tertinggi di seluruh Jawa Timur untuk Caleg DPRD Provinsi. "Pengalaman dan kemampuan elektoral akan menjadi daya tawar Armuji untuk menjadi kandidat wali kota PDI Perjuangan," urai Didik.

Kandidat calon wali kota lain dari PDI Perjuangan adalah Eri Cahyadi. Birokrat muda ini cukup cemerlang dalam karirnya. Ada kemiripan jejak sebelum Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini jadi wali kota hingga dua periode sekarang ini.

Bisa jadi DPP PDI Perjuangan akan juga mempertimbangkan rekam jejak Risma yang memulai jabatan Kepala Daerah dari jenjang Birokrasi maka Eri akan menjadi alternatif. Meski Eri bukan kader PDI Perjuangan.

"Namun tentunya akan menunggu lampu hijau approval Risma ke Megawati," ucap Didik.

Risma adalah wali kota incumbent kesayangan PDI Perjuangan dan dikenal dekat dengan Ketua Umum Megawati. Preferensi Risma akan menjadi pertimbangan penting bagi pengambilan keputusan Mega.

Siapa yang mendapat approval (persetujuan) dari Risma tentunya mendapat perhatian Megawati, dan sebaliknya siapa yang mendapat disapproval (penolakan) dari Risma tentunya juga tidak akan mendapatkan tempat mudah di hadapan Mega.

Selain Eri bisa juga sosok Hendro Gunawan yang saat ini sebagai Sekretaris Daerah Kota Surabaya. Hendro bisa menjadi opsi dari stok nama Birokrat cemerlang yang ada di era Risma, kepemimpinan Hendro yang dikenal tenang menjadi opsi bersama Eri Cahyadi. Namun tetap menunggu lampu hijau approval Risma ke Megawati.

PDI Perjuangan tidak kurang kader. Partai ini bisa juga memunculkan kandidat potensial lain yakni Mochamad Nur Arifin. Didik menyebut sosok muda ini bisa menjadi kuda hitam.

DPP PDI Perjuangan tentu juga akan mempertimbangkan usia sebagai faktor dalam merebut elektoral. Era sekarang butuh pemimpin milenia. Bupati Trenggalek ini bisa menjadi opsi yang masuk akal.

Baca: Dari Ranting Hingga PAC Sosialisasi Wishnu Untuk Pilwali

Dia juga dikenal dekat dengan elit DPP Partai dan memungkinkan menjadi kandidat alternatif bila terjadi kebuntuan pada nama-nama yang sudah beredar.

"Saya yakin PDI Perjuangan tak main-main menyiapkan calonnya. Pilwali Surabaya 2020 merupakan era krusial dimana kantong-kantong suara PDI Perjuangan akan digunakan dalam “pertarungan elektoral sesungguhnya” di Pemilu 2024," ujar Didik yang pernah menjabat Komisioner KPU Jatim (2003-2008).

Namun terlepas dari semua kader banteng tersebut, seolah tak mau kalah dari eksternal yaitu keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar parawansa, Lia Istifhama.

Dan, ada juga Firmansa Syah Ali yang merupakan keponakan dari Mahfud MD.

Quote