Ikuti Kami

Kader Anggap Efektif Pelibatan Perempuan Tangkal Radikalisme

Karena wanita sangat berpengaruh di keluarga, komunitas dan pemerintahan, sehingga apa yang disampaikan pasti didengar.

Kader Anggap Efektif Pelibatan Perempuan Tangkal Radikalisme
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty (kiri)

Jakarta, Gesuri.id - Pelibatan perempuan kini menjadi salah satu fokus PBB sebagai upaya Global menanggulangi radikalisme dan terorisme. Merespon hal itu, Anggota Komisi I Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanti menilai itu gagasan yang baik dan juga selaras dengan konsep kampung damai di Indonesia.

"Itu gagasan yang baik dan tentu apa yang telah disampaikan dan dilakukan di Indonesia dengan Kampung Damai, dimana di sana terlibat perempuan sangat baik dan perlu mendapat dukungan PBB. Makin berdaya perempuan maka makin kuat perannya dalam melawan radikalisme dan terorisme," kata Evita saat dihubungi, Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Menurut Politisi PDI Perjuangan ini, pelibatan perempuan dalam hal ini dinilai sangat efektif. Partisipasi proaktif kaum perempuan dalam counter-terrorism diyakini dapat berdampak perubahan positif untuk mencegah pengaruh radikalisme dan teroriame. Apalagi kita lihat peningkatan radikalisasi dan rekrutmen remaja puteri dan perempuan dewasa oleh teroris perempuan. Ini harus dicegah oleh perempuan itu sendiri.

"Ini juga karena wanita sangat berpengaruh di dalam keluarga, komunitas dan pemerintahan. Perempuan sangat dihormati dalam keluarga sehingga apa yang disampaikannya pasti didengar," ungkap Evita.

Lebih lanjut Evita menjelaskan, di Indonesia sendiri Program yang diinisiasi Yenny Wahid dengan Kampung Damai itu harus didukung. Kemudian dari sisi pemerintahan harus lahir gagasan kreatif baru untuk pemberdayaan perempuan menghadapi kekerasan, radikalisme dan terorisme ini. 

"Indonesia punya jaringan kuat sampai ke tingkat desa bahkan RT, RW. PKK misalnya harus diperkuat dan programnya bisa memuat counter-terrorism. Harus ada kolaborasi diantara lembaga yang sudah ada untuk melahirkan model terbaik yang sesuai dengan karakter dan budaya kita," tegas Evita.

Tambahnya, segala potensi, kemampuan yang ada harus digunakan dengan baik. Tapi ini perlu dilakukan dengan konsep gotong royong. dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Dalam Negeri, BNPT misalnya perlu membuat program kolaborasi. Kita harus cegah perempuan menjadi korban atau terpapar terorisme dan radikalisme. Kita harus memberdayakan kaum perempuan untuk terlibat dalam counter-terrorism.

"Sebab kalau hanya Yenni Wahid sendirian tidak akan sanggup. Kita harus bantu," jelasnya.

Selain itu, Evita mengatakan, Isu perempuan dan conter-terrorism merupakan isu PBB dan juga di Dewan Keamanan PBB. Di Dewan Keamanan misalnya ada Resolusi 2129 (2013), Resolusi 2178 (2014), maupun Resolusi 2242 (2015) yang memuat pentingnya pemberdayaan perempuan untuk mencegah ekstrimisme kekerasan dan terorisme. 

"Pentingnya peran PBB termasuk CTED (Counter Terrorism Executive Directorate) yang bekerjasama dengab UN Women untuk memberikan perhatian pada radikalisasi perempuan," tutup Evita.

Quote