Ikuti Kami

Cegah Stunting, Bupati Sikka Beri Makan 3.984 Anak, 180 hari

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diego miliki strategi penanganan stunting yaitu memberi makan 3.984 anak selama 180 hari.

Cegah Stunting, Bupati Sikka Beri Makan 3.984 Anak, 180 hari
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diego.

Maumere, Gesuri.id - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diego mengatakan strategi penanganan stunting dengan memberi makan 3.984 anak selama 180 hari mendapat respons positif dari Presiden Jokowi. 

Baca: Tina Toon: Pemprov DKI Boros Rp1,75 Miliar Untuk Baju Dinas

Bupati yang kerap disapa Robi Idong ini mengatakan, strategi itu sudah dipaparkan Sekretaris Daerah (Sekda) Sikka Adrianus Firminus Parera di hadapan Jokowi. 

"Bapak Presiden sangat senang dengan rancangan ini. Beliau (Jokowi) mengangguk angguk. Ini metode yang benar," ujar Robi Idong di Aula SCC Maumere, Senin (28/3). 

Ia mengatakan, penerapan program memberi makan anak-anak selama 180 hari itu bukan karena takut dengan ancaman Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Sebelumnya, Viktor mengancam para kepala daerah yang tidak mampu menurunkan angka stunting. 

"Tidak, bukan itu. Ini kita sudah mempersiapkan jauh-jauh hari," ujarnya. Robi Idong mengatakan, Pemkab Sikka menargetkan angka stunting di Sikka turun menjadi 9,9 persen pada November 2022.

Untuk itu, pihaknya sudah mempersiapkan strategi khusus selama 180 hari ke depan. 

"Kita akan intervensi aksi ini dimulai 1 April 2022 dan akan selesai bulan Oktober 2022. Kurang lebih 3.984 anak yang harus kita intervensi," ujarnya. 

Aksi tersebut, kata Robi Idong, adalah gerakan bersama. Pemerintah sudah menyiapkan anggaran mulai dari tingkat desa hingga kabupaten. 

"Tinggal butuh semangat selama 180 hari. Nanti akan ada rapat khusus dengan Forkompinda untuk memastikan setiap anak diberi makan setiap hari selama 180 hari berturut-turut," katanya. 

Ia mengatakan, pelaksanaan program penanganan stunting akan dipantau langsung oleh bupati dan wakil bupati Sikka, untuk memastikan 3.984 anak diberi makan. 

"Bupati akan mendapatkan laporan setiap hari. Dan ini tanggung jawab mutlak bagi pimpinan wilayah, camat, kepala desa, dan lurah," tegasnya.

Baca: Megawati Di-lockdown Mba Puan, Wajar di Tengah Pandemi

Ia juga menambahkan, prevalensi stunting di Kabupaten Sikka sebesar 19,1 persen pada Agustus 2020. Pada 2021, turun menjadi 18,2 persen. Dan, pada Februari 2022, turun menjadi 17,1 persen. 

Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yang menempatkan Sikka sebagai daerah dengan status kuning dengan prevalensi stunting antara 20 hingga 30 persen. Dilansir dari kompascom.

Quote