Ikuti Kami

Dugaan Kejanggalan Tender JIS, Ima Desak Pembentukan Pansus

Ada dugaan kejanggalan tender Jakarta Internasional Stadion (JIS), terdapat selisih Rp300 miliar dalam penentuan pemenang tender.

Dugaan Kejanggalan Tender JIS, Ima Desak Pembentukan Pansus
Anggota DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah. Foto: kompas.com.

Jakarta, Gesuri.id – Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta desak pembentukan panitia khusus demi menelusuri dugaan kejanggalan tender Jakarta Internasional Stadion (JIS) atau dikenal Stadion BMW. 

Pasalnya terdapat selisih Rp300 miliar dalam penentuan pemenang tender stadion terbesar di Jakarta itu.

Baca: Pilihan Jakpro Soal Proyek Stadion Persija Tak Masuk Akal

"Bagaimana mau jadi stadion yang dibanggakan warga DKI jika dari awal proses tendernya dan pembebasan tanahnya sudah ada masalah. Kami tidak mau pembangunan bermasalah dikemudian hari karena itu uang rakyat yang harus kita pertanggungjawabkan," katanya Anggota DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah seperti dikutip melalui laman merdeka.com

Pembentukan Pansus papar Ima untuk meminta penjelasan kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tender Stadion BMW. 

Namun pembentukan Pansus baru akan dilakukan setelah alat kelengkapan dewan selesai dibentuk.

"Proses tender lebih boros Rp 300 miliar juga belum ada alasan yang jelas. Setelah alat kelengkapan dewan terbentuk, PDIP akan langsung membuat Pansus," tutup Ima.

Untuk diketahui peserta tender pembangunan Stadion BMW hanya diikuti 2 peserta. Peserta kerja sama operasional (KSO) pertama adalah PT Wijaya Karya Bangunan Gedung-PT Jaya Konstruksi-PT PP. Sementara KSO kedua, PT Adhi Karya-PT Hutama Karya-PT Nindya Karya-PT Indah Karya.

Baca: Gembong Terheran-Heran, Jakarta Miiki Pemimpin yang Unik

Menariknya, KSO Wijaya Karya menang dengan nilai penawaran lebih tinggi dibandingkan dengan KSO Adhi Karya. Dalam dokumen Pengumuman Peringkat Nomor: 006/KU5000/102/VII/2019 tertanggal 8 Agustus 2019 yang diterima merdeka.com, KSO Adhi Karya memberikan harga penawaran Rp3.782.969.000.000, atau lebih rendah Rp300 miliar dari KSO Wijaya Karya.

Dalam dokumen tersebut, KSO Wijaya Karya mendapatkan nilai teknis 66,14 persen dan nilai harga 27,78 persen. Sementara KSO Adhi Karya mendapatkan nilai teknis 60,17 persen dan nilai harga 15 persen.

Quote